Ekuitas bersih, aset bersih, dan ekuitas defisit adalah istilah akuntansi yang dapat muncul pada neraca perusahaan. Sementara ekuitas bersih dan aset bersih menggambarkan nilai keuangan perusahaan atau dana, ekuitas defisit adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan situasi di mana kewajiban perusahaan lebih besar dari asetnya.
Neraca
Ekuitas bersih, aset bersih, dan ekuitas defisit adalah semua persyaratan yang mungkin timbul pada neraca perusahaan. Ini adalah dokumen yang disiapkan secara berkala dan digunakan untuk tujuan akuntansi. Ini juga disiapkan untuk kepentingan pemegang saham atau entitas apa pun yang memiliki kepentingan keuangan dalam perusahaan, seperti kreditor. Ekuitas bersih, aset bersih, dan ekuitas defisit semuanya diperoleh dengan menggunakan Prinsip-prinsip Akuntansi yang Diterima Secara Umum (GAAP) yang harus ditaati jika neraca ingin memiliki kredibilitas.
Ekuitas Bersih
Ekuitas bersih digunakan untuk menilai suatu bisnis. Pengukuran ini adalah hasil dari penilaian bisnis menggunakan kelipatan metode pendapatan diskresioner, yang digunakan terutama untuk bisnis swasta yang tidak mengambang di bursa. Aliran uang diskresioner bisnis, atau pendapatan sebelum pajak dan pra-pengeluaran, dikalikan dengan faktor yang memperhitungkan parameter kinerja perusahaan. Liabilitas perusahaan, atau hutang perusahaan, dikurangkan untuk mendapatkan ekuitas bersih.
Aktiva bersih
Aset bersih, atau nilai aset bersih (NAV), adalah total aset perusahaan dikurangi total kewajibannya. Total aset adalah apa yang dimiliki perusahaan. Akibatnya, aset bersih sering disamakan dengan kewajiban total pemegang saham perusahaan. Perhitungan aset bersih bervariasi menurut perusahaan. Ketika toko ritel independen dapat menghitung aset bersih secara triwulanan atau dua kali setahun, instrumen investasi seperti reksa dana akan menghitung aset bersih setiap hari. Untuk yang terakhir, harga saham didasarkan pada NAV.
Ekuitas Defisit
Defisit ekuitas, juga dikenal sebagai ekuitas negatif, bukan merupakan pengukuran nilai perusahaan. Ini menggambarkan situasi di mana nilai perusahaan dilampaui oleh kewajibannya. Hal ini dapat terjadi ketika perusahaan telah menerbitkan saham yang nilainya kurang dari perusahaan. Situasi lain termasuk penerbitan obligasi yang memiliki nilai lebih besar dari total nilai perusahaan.