Manajemen persediaan memerlukan beberapa tugas berbeda yang harus diselesaikan oleh akuntan. Metode laba kotor adalah salah satu proses tersebut ketika menghitung persediaan. Akuntan akan menentukan persentase laba kotor perusahaan dan menerapkannya pada jumlah persediaan dolar masa depan. Ini memungkinkan akuntan untuk menghitung angka inventaris tanpa perhitungan fisik. Metode laba kotor memiliki kelebihan dan kekurangan.
Komputasi Dasar
Metode laba kotor tidak memerlukan perhitungan besar. Akuntan perlu mengurangi biaya barang dari harga jualnya, dan kemudian membaginya dengan harga jual. Ini menghasilkan persentase laba kotor. Mengalikan persentase ini dengan total penjualan akan memberikan harga pokok penjualan untuk periode saat ini. Akuntan dapat mengurangi harga pokok penjualan periode saat ini dari jumlah persediaan awal perusahaan. Ini memberikan perkiraan untuk persediaan akhir perusahaan.
Berfungsi dengan Baik untuk Persediaan Besar
Persediaan besar dengan beberapa barang kecil mungkin sulit dihitung berulang kali. Toko bahan makanan dan restoran cepat saji adalah pengguna umum dari metode laba kotor. Menghitung jumlah inventaris menggunakan metode ini memberikan angka yang bisa diterapkan yang bisa dilaporkan perusahaan pada neraca. Otoritas pajak pemerintah dan regulator akuntansi biasanya akan menerima metode laba kotor untuk persediaan besar dengan barang-barang kecil karena berfungsi dengan baik untuk perusahaan.
Berpotensi Tidak Akurat
Menggunakan perhitungan akuntansi untuk memberikan angka inventaris dapat menghasilkan angka yang berpotensi tidak akurat. Dalam metode ini, akuntan tidak dapat menyesuaikan inventaris untuk item inventaris yang hilang, dicuri, rusak, atau usang. Persediaan akhir perusahaan akan memiliki nilai yang dilaporkan lebih tinggi daripada yang sebenarnya. Inventaris fisik diperlukan untuk merekonsiliasi inventaris aktual dengan angka inventaris akuntansi perusahaan.
Penghapusan Inventaris Besar
Perusahaan dapat mengalami penghapusan inventaris yang lebih besar dengan metode laba kotor. Angka yang tidak akurat mengarah pada inventaris fisik, seperti yang disebutkan sebelumnya. Perbedaan antara dua angka yang dihasilkan dapat menunjukkan kerugian pada persediaan. Perusahaan harus menghapus kerugian inventaris terhadap laba bersih saat ini. Ini menurunkan laba perusahaan dan juga mengharuskannya mengganti persediaan dengan pembelian baru.