Manajer ingin mempromosikan perilaku positif di tempat kerja, seperti mengirimkan proyek tepat waktu, berinteraksi dengan klien dengan hormat dan berkomitmen untuk pengembangan profesional. Pada saat yang sama, manajer harus mencegah perilaku negatif tertentu, seperti ketidakhadiran, keterlambatan kebiasaan atau tindakan tidak patuh. Pengawas dapat mengandalkan strategi penguatan positif dan negatif untuk mendorong perilaku positif, tetapi mereka harus terlebih dahulu mempertimbangkan etika metode mereka.
Penguatan positif
Kebanyakan orang akrab dengan konsep penguatan positif, yang melibatkan perilaku disukai yang disukai untuk mendorong kelangsungan mereka. Misalnya, ketika seorang karyawan mengajukan suatu proyek tepat waktu, seorang manajer dapat secara terbuka memuji ketepatan waktunya sehingga ia merasa termotivasi untuk terus menyelesaikan proyek sebelum batas waktu. Karyawan tidak hanya menerima pujian; dia telah menerima pujian di hadapan hadirin dari teman-temannya. Contoh lain dari penguatan positif termasuk penjadwalan yang fleksibel, promosi, tanggung jawab tambahan atau hak istimewa lainnya.
Penguatan Negatif
Penguatan negatif terkadang dikacaukan dengan hukuman, tetapi kedua metode ini berbeda. Penguatan negatif melibatkan penghapusan konsekuensi yang tidak diinginkan setelah karyawan melanjutkan perilaku yang disukai, sementara hukuman melibatkan penghapusan konsekuensi yang diinginkan setelah karyawan melakukan perilaku yang tidak diinginkan. Misalnya, dalam penguatan negatif, penyelia mungkin sangat menegur karyawan karena menyerahkan proyek tingkat tinggi melewati tenggat waktu. Ketika karyawan yang sama mengajukan proyek profil tinggi tepat waktu minggu berikutnya, penyelia menahan diri untuk tidak menegur karyawan tersebut. Ini memotivasi karyawan untuk terus mengirimkan proyek secara tepat waktu untuk menghindari rasa malu atau dikritik.
Manfaat Etis
Penguatan positif dan negatif dapat menciptakan efek etis positif di tempat kerja. Untuk satu hal, pekerja tahu bahwa mereka harus bertanggung jawab atas tindakan setelah mengalami penguatan positif atau negatif. Ini dapat menciptakan rasa keadilan, mengecilkan pengendara gratis atau kinerja yang tidak bersemangat. Pertimbangan etis positif lainnya adalah bahwa karyawan dapat diberi imbalan atas tindakan seperti mengirimkan pekerjaan berkualitas, mempromosikan kerja tim di tempat kerja atau terlibat secara produktif dengan klien.
Tantangan Etis
Namun, menggunakan penguatan positif dan negatif membawa beberapa konotasi etis negatif. Penguatan positif mungkin mendorong kecemburuan atau daya saing di antara rekan kerja, karena karyawan mungkin merasa bahwa rekan kerja dipilih untuk bantuan khusus. Ini bisa menghambat kerja tim. Kedua, lingkungan tempat kerja yang menekankan penguatan negatif dapat menciptakan suasana ketakutan, intimidasi atau rasa malu bagi pekerja. Ini bisa mengurangi hubungan positif antara penyelia dan karyawan. Selain itu, ketergantungan yang berlebihan pada penguatan positif dapat mendorong karyawan untuk mengandalkan motivator eksternal untuk pekerjaan yang berkualitas, daripada secara intrinsik termotivasi untuk melakukan pekerjaan yang berkualitas untuk kepentingannya sendiri.