Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Negosiasi Internasional

Daftar Isi:

Anonim

Negosiasi bisnis internasional memiliki beberapa faktor yang membuatnya lebih rumit daripada yang dilakukan di antara perusahaan di negara yang sama. Perbedaan dalam struktur hukum, norma budaya dan ketaatan beragama dapat menambah kompleksitas yang terlibat dalam mencapai bahkan perjanjian bisnis yang paling rutin. Taktik negosiasi yang berhasil ketika berhadapan dengan konglomerat Kanada mungkin tidak bekerja dengan baik dengan pabrikan Jepang. Pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi negosiasi lintas batas, lautan, dan budaya dapat membantu bisnis mencapai sukses dalam skala global.

Sikap Tentang Risiko

Hampir setiap negosiasi bisnis memiliki tingkat risiko tertentu. Beberapa budaya mendorong pengambilan risiko dan perilaku petualangan dalam bisnis, sementara yang lain mendukung pendekatan yang lebih menghindari risiko. Para negosiator harus memahami sikap budaya tentang risiko sebelum mengusulkan perjanjian apa pun yang mungkin mencakup tingkat risiko tinggi. Sebagai contoh, budaya yang mendorong kebebasan berpikir juga sering mendorong risiko dan eksplorasi, sedangkan budaya yang menyukai ide-ide tradisional mungkin kurang mau menyimpang dari ide-ide itu dan mengeksplorasi situasi berisiko.

Hubungan Pemerintah-Bisnis

Hubungan antara pemerintah dan bisnis dalam yurisdiksi mereka juga dapat memengaruhi negosiasi dengan mitra di luar negeri. Bisnis di negara-negara di mana pemerintah mendorong pertumbuhan dan pengembangan perusahaan beroperasi secara berbeda dari perusahaan di negara-negara dengan peraturan ketat. Misalnya, pemerintah Thailand telah mendorong pengusaha dan menyambut kemitraan internasional.Di negara-negara dengan peraturan yang lebih ketat, birokrasi pemerintah dapat membuat negosiasi internasional lebih sulit daripada yang biasa dihadapi oleh perusahaan Amerika.

Gaya Komunikasi

Hambatan besar dalam negosiasi internasional dapat muncul ketika budaya berbenturan dengan gaya komunikasi mereka. Bahkan ketika kedua belah pihak berbicara bahasa yang sama, mereka dapat mempertimbangkan bahwa kata-kata yang sama memiliki arti yang berbeda. Budaya yang menghargai kemanfaatan, efisiensi, dan hasil cepat mungkin memandang kata "segera" sebagai makna "segera." Kata yang sama, "segera," mungkin berarti berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan untuk budaya yang lebih menekankan pada meluangkan waktu mereka dan mengevaluasi setiap aspek perjanjian.

Struktur Perusahaan

Aspek budaya juga mempengaruhi bagaimana perusahaan menyusun proses pengambilan keputusan mereka. Beberapa budaya menyukai pendekatan otoriter, top-down sementara yang lain mencari konsensus dan persatuan kelompok. Misalnya, perusahaan Amerika cenderung memiliki negosiator utama yang berbicara untuk seluruh kelompok. Banyak budaya Asia, termasuk Jepang dan Cina, mendukung konsensus dan kerja tim ketika mencapai suatu keputusan. Perbedaan-perbedaan ini dapat menyebabkan harapan dan frustrasi yang tidak terpenuhi dari kedua belah pihak, sehingga mengidentifikasi struktur tim negosiasi adalah bagian penting dari negosiasi internasional yang berhasil.