Pengusaha telah belajar bahwa komponen kunci untuk merekrut karyawan yang berkualitas tinggi dan produktif adalah penggunaan tes kepribadian. Pendidikan, latar belakang, dan pengalaman kerja yang kuat tidak lagi cukup untuk memastikan bahwa seorang karyawan akan cocok dengan perusahaan. Kompatibilitas dengan budaya, manajemen, dan filosofi perusahaan sangat penting untuk hubungan bisnis jangka panjang yang sukses. Karyawan yang selaras dengan misi dan budaya perusahaan memiliki kinerja yang lebih baik. Tes kepribadian digunakan untuk menentukan kompatibilitas ini.
Jenis Tes Kepribadian
Tes kepribadian tersedia dalam berbagai konten dan formulir. Tes itu sendiri dirancang untuk menentukan karakteristik tidak berwujud (sulit diukur) termasuk keterampilan kognitif, kecerdasan, tes integritas dan sifat kepribadian. Hasil digunakan untuk mengukur kejujuran calon karyawan dan kecenderungan apa pun untuk perilaku negatif atau ilegal. Banyak pertanyaan diajukan untuk membahas bagaimana kinerja seorang karyawan dalam situasi tertentu seperti konflik, tekanan, tantangan atau keputusan etis. Pertanyaan-pertanyaan ini dapat dirancang untuk pekerjaan dan tugas tertentu.
Keuntungan bagi Pengusaha
Banyak konsep kunci dan metrik tidak berwujud dari kinerja karyawan dapat dilihat secara obyektif dengan menggunakan tes kepribadian standar. Tes kepribadian yang dikelola dengan benar dapat memberikan manajer dengan ukuran komparatif tambahan untuk digunakan dalam promosi atau tugas pekerjaan. Tes kepribadian yang diakui secara nasional dan valid dapat digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan bias atau diskriminasi yang dapat menghindari tuntutan hukum bagi perusahaan. Banyak perusahaan sekarang menggunakan pengujian kepribadian untuk menentukan biaya paket pesangon dan rencana tunjangan karyawan serta menemukan cara untuk menghindari potensi konflik di tempat kerja.
Kerugian bagi Karyawan Potensial
Kunci bagi pemberi kerja adalah menyelenggarakan tes kepribadian yang diakui valid, andal, dan dirancang dari penelitian statistik atau psikologis serta data empiris. Tes harus difokuskan pada rangkaian keterampilan pekerjaan dan tidak bias dengan pertanyaan tentang jenis kelamin, usia, kepercayaan agama atau etnis. Tes kepribadian juga tidak boleh melewati batas privasi atau mengatasi masalah yang sangat invasif. Jika aturan tidak tertulis ini dilanggar oleh majikan yang melakukan tes kepribadian, perusahaan dapat dimintai tanggung jawab atas diskriminasi.