Aturan bisnis dibuat untuk menumbuhkan lingkungan kerja yang produktif dan menjaga keselamatan karyawan. Setiap perusahaan mungkin memiliki seperangkat aturan sendiri, tetapi beberapa ditemukan di hampir semua lingkungan kerja. Aturan-aturan ini menentukan tindakan karyawan yang sesuai dan ditegakkan oleh berbagai tingkat tindakan disipliner, sebagaimana ditetapkan oleh departemen Sumber Daya Manusia perusahaan.
Kehadiran
Berada di tempat kerja pada waktu tertentu adalah persyaratan dasar bagi sebagian besar bisnis. Perusahaan mengandalkan karyawan untuk memproduksi produk, menyediakan layanan, mengelola orang lain, atau melakukan fungsi administrasi. Karena itu, pengusaha perlu tahu bahwa karyawan akan datang untuk bekerja. Untuk memastikan hal ini terjadi, pengusaha seringkali memiliki kebijakan kehadiran. Ini menetapkan langkah-langkah disipliner untuk tindakan seperti keterlambatan kebiasaan atau ketidakhadiran yang berlebihan.
Kode Pakaian
Kode pakaian adalah contoh aturan bisnis yang ditemukan dalam satu atau lain cara untuk sebagian besar bisnis. Kode berpakaian sering kali dibuat untuk menyampaikan rasa profesionalisme oleh karyawan kepada pelanggan saat ini dan calon pelanggan. Pakaian yang dikenakan untuk melakukan berbagai pekerjaan dapat berdampak pada keselamatan karyawan dan / atau produk, yang merupakan tujuan lain yang dilayani oleh kode pakaian. Contoh dari ini adalah ketika tukang las memakai sarung tangan kulit yang tebal untuk mencegah paparan terhadap percikan api atau nyala api.
Pelecehan seksual
Bisnis memiliki aturan ketat yang melarang pelecehan seksual di tempat kerja. Aturan pelecehan seksual diberlakukan untuk memastikan bahwa tidak ada karyawan yang ditempatkan pada posisi yang tidak nyaman saat melakukan pekerjaan mereka. Contoh spesifik dari tindakan yang dicegah oleh peraturan pelecehan adalah bahwa bos dan manajer tidak dapat memaksa karyawan untuk memiliki hubungan terlarang. Tanpa aturan-aturan ini, bisnis membuka diri terhadap kemungkinan tuntutan hukum dari pekerja yang dilanggar atau diancam.
Kekerasan
Kekerasan bukanlah perilaku yang dapat diterima di lingkungan kerja dan bisnis memiliki aturan untuk mencegahnya terjadi. Perusahaan juga memiliki aturan melawan ancaman kekerasan. Pengusaha perlu membina lingkungan yang memungkinkan pekerja merasa aman dan tanpa takut akan kerusakan fisik. Tindakan kekerasan sering digunakan sebagai alasan untuk pemutusan hubungan kerja segera. Mengancam sesama karyawan dapat mengakibatkan tindakan disiplin seperti peringatan atau penangguhan.