Perencanaan proaktif berarti mengambil inisiatif untuk merencanakan terlebih dahulu, menjadwalkan acara-acara penting dan mempersiapkan diri untuk sukses. Dalam kebanyakan situasi, perencanaan proaktif mengoptimalkan efisiensi bisnis atau departemen dan melindungi terhadap peristiwa yang sangat mahal.
Dasar-Dasar Perencanaan Proaktif
Langkah pertama dalam perencanaan proaktif adalah memikirkan masa depan. Lima elemen kunci dari proses perencanaan proaktif adalah memprediksi, mencegah, merencanakan, berpartisipasi dan melakukan, menurut Eat Your Career, sebuah perusahaan pelatihan dan konsultasi. Dengan mengantisipasi kebutuhan di masa depan dan ancaman di masa depan, seseorang atau bisnis lebih siap untuk mengembangkan strategi yang mengoptimalkan kinerja dan mencegah masalah. Contoh sederhana perencanaan proaktif adalah mempersiapkan diri untuk mengisi kesenjangan bakat agar selaras dengan tujuan strategis.
Jenis Perencanaan Proaktif
Perencanaan proaktif adalah bagian dari beberapa elemen bisnis yang berbeda, termasuk manajemen, pemeliharaan, dan hubungan masyarakat. Seorang manajer proaktif yang menerapkan prinsip berpikir ke depan mengakui kebutuhan organisasi atau departemennya dan menemukan sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi mereka. Perawatan proaktif memastikan bahwa peralatan tetap berfungsi. Sebaliknya, pemeliharaan reaktif hanya terjadi setelah peralatan rusak. Perencanaan PR yang proaktif adalah strategi yang disengaja untuk menghasilkan publisitas gratis untuk mempromosikan atribut positif suatu merek.
Keuntungan Proaktif
Perencanaan proaktif memiliki manfaat yang berbeda dan menarik. Bisnis yang berencana ke depan mampu mengambil kendali yang lebih besar atas masa depannya sebagai lawan bereaksi terhadap lingkungan eksternal. Perencanaan tersebut dapat mengarah pada investasi dan kegiatan yang sangat menguntungkan serta membantu menghindari kegagalan atau kesalahan peralatan yang mahal. Perencanaan proaktif memungkinkan seorang manajer untuk meningkatkan aset terbesarnya dengan mempersiapkan untuk menggunakannya dalam situasi yang paling tepat. Ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan efisiensinya dalam kegiatan bisnis utama.
Motif dan Masalah Tindakan Reaktif
Tindakan reaktif biasanya terjadi ketika perusahaan gagal merencanakan dan harus menanggapi keadaan darurat atau krisis. Daripada bertindak dengan strategi yang disiapkan, perilaku reaktif sering kali terdiri dari upaya untuk dengan cepat mengatasi masalah yang muncul. Dalam manufaktur, misalnya, kurangnya perencanaan dapat menyebabkan perusahaan harus mengganti peralatan yang sangat mahal begitu itu tidak dapat diperbaiki. Sementara pendekatan reaktif menghindari komitmen waktu untuk perencanaan, itu dapat mengarah pada manajemen krisis yang sangat mahal dan bahkan lebih memakan waktu.