Empat Hal yang Dapat Anda Lakukan untuk Meminimalkan Konflik di Tempat Kerja

Daftar Isi:

Anonim

Konflik di tempat kerja dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan peningkatan moral negatif. Karyawan yang tersapu dalam konflik cenderung terganggu dan mudah tersinggung. Walaupun konflik secara realistis tidak dapat diberantas, konflik dapat diminimalkan melalui manajemen yang cerdas, penuh kasih, dan terstruktur. Pemimpin yang memberikan harapan yang jelas, berkomunikasi secara efektif, menangani masalah dengan segera, dan menumbuhkan lingkungan yang positif, cenderung memiliki lebih sedikit konflik di departemen mereka.

Identifikasi Harapan

Banyak konflik di tempat kerja dapat dihindari jika harapan dibuat jelas dimuka. Mulailah dengan membangun rantai komando yang jelas, sehingga karyawan dengan keluhan atau masalah tahu siapa yang harus dituju. Tulis deskripsi pekerjaan yang komprehensif sehingga individu memahami tanggung jawab mereka dan tahu bagaimana mereka masuk ke dalam gambaran yang lebih besar. Deskripsi pekerjaan yang jelas dapat membantu menghindari tumpang tindih dalam tanggung jawab dan konflik yang berasal dari mereka. Juga, seriuslah dalam menetapkan tujuan. Mencari masukan dari karyawan ketika menetapkan tujuan individu dan tim, dan memastikan bahwa sasaran yang dihasilkan layak, dapat diukur, dan praktis. Bersikaplah realistis ketika menetapkan kerangka waktu dan membagikan beban kerja, juga, karena karyawan yang bekerja terlalu keras dan stres lebih cenderung berakhir dalam konflik. Jadwalkan evaluasi kinerja individu yang sering dilakukan untuk menilai pencapaian tujuan, mengevaluasi kondisi pikiran karyawan, dan mengklarifikasi tuntutan pekerjaan.

Promosikan Komunikasi

Manajemen harus mendorong komunikasi yang terbuka dan produktif. Ini dimulai dengan manajer itu sendiri berbagi dengan tim. Penting bagi manajer untuk mendiskusikan mengapa tujuan tertentu ditetapkan dan mengapa keputusan tertentu dibuat; jika tidak, desas-desus dapat mulai dan menyebabkan perselisihan di tempat kerja. Manajer juga harus bersikap liberal dengan pujian dan dorongan, sehingga anggota staf merasa senang dengan pekerjaan yang mereka dan rekan setim mereka selesaikan. Selama pertemuan tim, rujuk ke tujuan dan minat bersama di antara kelompok, sehingga semua orang merasa mereka bekerja untuk sesuatu bersama. Juga, akui bahwa orang memiliki perbedaan yang melekat, jadi meskipun tim bekerja menuju tujuan bersama, cara masing-masing individu di sana mungkin berbeda.

Atasi Masalah

Ketika konflik muncul, manajemen perlu menghadapinya dengan cepat. Masalah yang diabaikan cenderung bernanah dan menyebabkan kebencian. Plus, anggota tim yang lain mungkin akan ditarik ke dalam situasi jika tidak diselesaikan dengan urgensi. Dapatkan pihak yang terlibat bersama, dan bekerja menuju kompromi. Beri masing-masing pihak kesempatan untuk berbicara atau menawarkan pemikiran tentang solusi. Puji pihak yang bekerja sama. Manajer perlu memperlakukan masing-masing pihak secara sama; pilih kasih menyebabkan peningkatan konflik. Selain itu, setiap anggota tim harus merasa nyaman pergi ke manajernya setiap kali ada masalah. Jika dia takut akan pembalasan atau cemoohan, dia tidak akan terbuka untuk memperbaiki masalah.

Lingkungan Positif

Lingkungan kerja yang ramah, bersahabat, dan kohesif dapat meningkatkan kondisi pikiran semua karyawan dan pada akhirnya mengurangi konflik di tempat kerja. Perabotan yang nyaman dan cahaya alami dapat meningkatkan suasana hati orang, membuatnya lebih mudah bagi mereka untuk berinteraksi dengan orang lain dan menghilangkan sedikit gangguan. Manajer yang menumbuhkan rasa memiliki tim juga tidak banyak melihat konflik di antara karyawan. Tim perlu merasa seperti mereka "bersama dalam hal ini." Pelatihan resolusi konflik dan komunikasi interpersonal, bersama dengan latihan membangun tim, bisa positif. Penting juga memberi staf semua sumber daya yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka.

Direkomendasikan