Iklan komersial adalah kekuatan yang meresap dalam masyarakat kontemporer. Setiap hari, kami dibombardir oleh iklan dari perusahaan yang membujuk kami untuk membeli produk dan layanan mereka di televisi, papan iklan, stasiun radio, majalah, surat kabar, dan media lainnya. Efek beriklan pada perilaku sosial sangat besar dan beragam, memengaruhi cara kami mengalokasikan, menghargai, dan memproduksi hampir semua barang konsumen. Para pencela dan pendukung iklan menawarkan perspektif berbeda tentang dampak iklan pada masyarakat.
Argumen Melawan: Penyalahgunaan Sumber Daya
Pencela iklan mencatat pemborosannya yang diukur dengan pengeluaran keuangan. Sejak 1940-an, iklan sebagai persentase produk domestik bruto di Amerika Serikat telah melayang sekitar 2 persen, melebihi $ 200 miliar per tahun setelah pergantian abad ke-21. Tidak seperti, katakanlah, seorang pengusaha yang membuka fasilitas manufaktur untuk memproduksi widget, pengeluaran iklan tidak secara langsung diterjemahkan ke dalam produksi barang dan jasa. Kritikus berpendapat bahwa itu bukan faktor produksi yang diperlukan.
Argumen Melawan: Monopoli
Kritik lain terhadap iklan adalah perannya dalam mendorong monopoli yang berbahaya. Ketika perusahaan memulai kampanye iklan, mereka mempromosikan merek mereka dengan tujuan menghasilkan loyalitas merek. Ini memiliki efek membatasi persaingan karena lebih sulit bagi pendatang dengan sumber daya keuangan lebih sedikit untuk meyakinkan konsumen untuk mencoba produk dan layanan mereka. Hasil akhirnya, kritik berpendapat, adalah bahwa konsumen menjadi kurang sensitif terhadap harga, memungkinkan perusahaan untuk menaikkan harga dan mengekstraksi laba abnormal.
Argumen yang Mendukung: Harga Lebih Rendah
Para pendukung periklanan mengutip penelitian yang menunjukkan bahwa periklanan mengarah pada harga yang lebih rendah - bukan lebih tinggi. Dalam sebuah penelitian terhadap dokter mata di Amerika Serikat, Lee Benham menemukan bahwa harga kacamata lebih rendah di negara-negara yang mengizinkan iklan dibandingkan dengan negara-negara di mana ia dilarang. Alasannya adalah bahwa iklan mengarah pada peningkatan persaingan dalam suatu industri, terutama ketika harga secara eksplisit direferensikan di media.
Argumen yang Mendukung: Kualitas Produk
Merek memberikan informasi berharga kepada konsumen tentang kualitas produk dan layanan bermerek. Sementara perusahaan yang tidak bermoral mungkin mendapatkan keuntungan lebih besar dengan menurunkan kualitas produk dalam jangka pendek, kepuasan pelanggan yang buruk dalam jangka panjang pada akhirnya tidak ekonomis. Akibatnya, perusahaan dengan produk bermerek cenderung menerapkan langkah-langkah jaminan kualitas untuk menjaga waralaba mereka dan memenuhi harapan pelanggan. Dengan tidak adanya branding dan iklan, perusahaan akan kehilangan lebih sedikit dan produk dan layanan mereka akan menderita.