Pro & Kontra Hukum Pekerja Anak

Daftar Isi:

Anonim

Undang-undang pekerja anak di dunia melindungi anak-anak dari eksploitasi, membebaskan mereka dari rutinitas harian yang keras dan bergaji rendah dan memberi mereka kesempatan untuk pergi ke sekolah. Secara umum, negara-negara barat menganggap pekerja anak sebagai salah secara moral dan membatasi praktik tersebut oleh hukum. Namun, beberapa undang-undang anti-pekerja anak gagal melindungi pekerja tertentu, sementara yang lain dapat menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan. (Ref. 1)

Pekerja Anak dan UNICEF

Menurut UNICEF, ada sekitar 158 juta anak berusia antara 5 dan 14 yang bekerja hari ini, mewakili satu dari enam anak di dunia. Banyak dari anak-anak itu melakukan pekerjaan berbahaya, termasuk di tambang dan dengan bahan kimia dan mesin yang berbahaya. Banyak yang bekerja dalam kondisi sweatshop, lebih banyak lagi bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sebagai badan dunia utama yang bekerja menentang pekerja anak yang eksploitatif, UNICEF mendorong pemerintah dunia untuk mengadopsi undang-undang yang akan memastikan perlindungan hak-hak anak, termasuk perlindungan PBB terhadap eksploitasi keuangan dan hak atas pendidikan.

UU Pencegahan Pekerja Anak

Menurut UNICEF, Undang-undang Pencegahan Buruh Anak-anak Amerika, yang melarang impor barang-barang yang diproduksi oleh pekerja anak, menyebabkan 50.000 anak kehilangan pekerjaan mereka di industri garmen Bangladesh saja. Banyak dari anak-anak ini, yang gajinya bergantung pada keluarga mereka, terpaksa mencari pekerjaan di industri yang tidak mengimpor yang jauh lebih eksploitatif daripada pekerjaan mereka sebelumnya dalam perdagangan garmen. Banyak yang beralih ke pemecah batu, keramaian jalanan dan prostitusi untuk membantu keluarga mereka bertahan hidup. (Ref. 1)

Hukum Pekerja Anak di Amerika

Pada tahun 1900, perkiraan konservatif memiliki setidaknya 18 persen anak-anak Amerika berusia 10 hingga 15 yang bekerja penuh waktu. Undang-undang anti-pekerja anak di awal abad ke-20 dijatuhkan sebagai tidak konstitusional atau dicegah oleh kelompok-kelompok industri. Tidak sampai Undang-Undang Standar Perburuhan yang Adil disahkan pada tahun 1938, yang melarang pekerja anak di bidang manufaktur dan pertambangan, undang-undang pekerja anak mulai berpengaruh. Negara-negara merespons dengan memberlakukan undang-undang yang menetapkan jam sekolah wajib bagi kaum muda, dan pada tahun 1949, Kongres memperpanjang larangan pekerja anak untuk transportasi, komunikasi, utilitas publik dan industri pertanian komersial, juga. Sejak itu, pekerja anak di Amerika telah menurun secara dramatis, dan meskipun pelanggaran hukum masih terjadi, gagasan bahwa anak-anak tidak boleh menjadi karyawan penuh waktu disemen dalam kesadaran Amerika.

Hukum saat ini dan Pekerja Pertanian di Bawah Umur

Menurut laporan Human Rights Watch, undang-undang saat ini tidak mencakup ratusan ribu anak yang bekerja di industri pertanian Amerika. Akibatnya, anak-anak ini bekerja lebih lama dan terekspos lebih banyak risiko daripada anak-anak yang bekerja di industri lain. Sebuah RUU di hadapan Kongres, Undang-Undang Anak untuk Pekerjaan yang Bertanggung Jawab (CARE), akan mengubah undang-undang yang ada untuk memberikan perlindungan bagi pekerja pertanian di bawah umur yang dimiliki anak-anak yang bekerja di industri lain. Misalnya, undang-undang saat ini memungkinkan pekerja pertanian anak berusia 14 tahun ke atas untuk bekerja tanpa batas waktu, asalkan tidak bertentangan dengan sekolah, tetapi undang-undang mencegah pekerja di industri lain dari bekerja lebih dari tiga jam pada hari sekolah.