Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen

Daftar Isi:

Anonim

Preferensi konsumen menjelaskan alasan pilihan yang dibuat orang saat memilih produk dan layanan. Menganalisis faktor-faktor yang menentukan preferensi konsumen membantu bisnis menargetkan produk mereka ke arah kelompok konsumen tertentu, mengembangkan produk baru dan mengidentifikasi mengapa beberapa produk lebih sukses daripada yang lain.

Iklan

Periklanan memainkan peran penting dalam preferensi konsumen, terutama untuk barang yang tidak tahan lama seperti makanan atau majalah. Periklanan menginformasikan konsumen tentang barang dan layanan yang tersedia dan juga membentuk kesan mereka terhadap produk-produk ini. Iklan juga dapat menciptakan permintaan; misalnya, seorang konsumen mungkin tidak menginginkan ponsel baru sampai ia melihat ponsel baru yang mencolok di TV.

Institusi sosial

Institusi sosial, termasuk orang tua, teman, sekolah, agama dan acara televisi juga memengaruhi preferensi konsumen. Misalnya, anak-anak mungkin ingin memiliki mainan yang sama dengan yang dimiliki teman sekolah mereka, sementara orang dewasa muda dapat membeli produk yang sama dengan yang dulu dibeli oleh orang tua mereka.

Biaya

Konsumen biasanya memilih untuk membeli lebih banyak barang jika harganya jatuh. Misalnya, penjualan atau pengurangan harga dapat meningkatkan konsumsi barang. Di sisi lain, kenaikan harga dapat menyebabkan konsumsi berkurang, terutama jika barang memiliki pengganti.

Penghasilan Konsumen

Konsumen sering menginginkan barang dan jasa yang lebih mahal ketika pendapatan mereka meningkat. Jika mereka mengalami penurunan pendapatan, mereka lebih cenderung memilih barang dan jasa yang lebih murah. Misalnya, bisnis yang menjual barang-barang mewah, seperti perhiasan, mungkin akan lebih berhasil di daerah berpenghasilan tinggi daripada daerah berpenghasilan rendah.

Pengganti yang Tersedia

Jika suatu produk memiliki beberapa pengganti - produk alternatif yang dapat dipilih konsumen alih-alih merek produk tertentu - konsumen akan lebih sensitif terhadap perubahan harga. Namun, jika konsumen tidak menganggap produk serupa sebagai pengganti yang efektif - misalnya, konsumen yang tidak berpikir Coke dan Pepsi sama lezatnya - mereka akan cenderung beralih ke pengganti berdasarkan harga. Konsep ini disebut elastisitas harga dari permintaan.