Kode perilaku siswa berisi pedoman dan aturan untuk memastikan ketertiban di sekolah. Para siswa diwajibkan untuk mengikuti prosedur kode etik siswa. Jika ada siswa yang gagal mematuhi kode etik siswa, otoritas sekolah berhak mengeluarkan konsekuensi kepada siswa tersebut.
Tujuan
Kode perilaku siswa berfungsi untuk menetapkan harapan para siswa di sekolah tertentu. Pedoman dalam kode perilaku siswa umumnya paralel dengan misi dan tujuan keseluruhan sekolah. Oleh karena itu, pedoman ditetapkan untuk mengatur perilaku siswa. Juga, kode memastikan keamanan dan perlindungan siswa, guru, dan otoritas sekolah. Ini membangun suasana sekolah untuk memungkinkan sekolah mencapai misinya.
Pedoman
Kode perilaku siswa yang efektif berfokus pada penyaluran perilaku positif semua siswa. Oleh karena itu, pedoman diarahkan untuk mengurangi perilaku siswa yang tidak pantas. Tujuan sekolah umumnya menyediakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan prestasi siswa. Sebagai contoh, sebagian besar sekolah menengah mewajibkan semua siswa untuk melaporkan ke kelas mereka tepat waktu dan tetap berada di kelas selama seluruh periode. Juga, beberapa perguruan tinggi mengharuskan siswa untuk hadir di kelas mayoritas semester. Dengan kata lain, jika siswa gagal melaporkan ke sejumlah sesi kelas tertentu, siswa dapat dikeluarkan dari kelas. Sebagian besar pedoman berlaku untuk perilaku siswa selama waktu kelas dan di halaman sekolah.
Mengadakan
Biasanya, siswa tidak diperbolehkan melakukan perilaku apa pun yang mirip dengan menyontek, berbohong, dan mengeksploitasi. Biasanya, seorang siswa tidak diizinkan untuk melakukan perilaku apa pun yang memungkinkannya untuk menipu guru atau otoritas sekolah lainnya. Misalnya, banyak sekolah melarang siswa memperoleh dan menggunakan materi yang tidak sah selama ujian. Selain itu, perilaku apa pun yang secara umum dilarang oleh hukum dilarang di halaman sekolah. Demikian juga, seorang siswa tidak diizinkan untuk menempatkan individu lain di lahan sekolah karena takut membahayakan diri atau properti individu tersebut.
Konsekuensi
Bergantung pada beratnya pelanggaran, kode perilaku siswa telah menetapkan prosedur untuk menangani perilaku siswa yang dilarang. Kode perilaku siswa bervariasi dari sekolah ke sekolah. Karena masing-masing sekolah memiliki misi dan tujuannya masing-masing, sekolah dapat bereaksi secara berbeda dengan pelanggaran siswa. Beberapa sekolah mungkin memberikan peringatan untuk pelanggaran moderat sebelum mengambil tindakan keras. Sebagai contoh, seorang siswa yang terus menerus mengganggu kelas dapat menerima sejumlah peringatan sebelum diskors dari sekolah. Namun, beberapa sekolah mungkin mempertahankan kebijakan yang lebih ketat dan segera mengambil tindakan disipliner yang ketat.
Otoritas Inklusif
Sebuah sekolah memiliki hak untuk melindungi tujuannya dengan memastikan perilaku siswa yang benar. Agar sekolah berhasil dalam mencapai misinya, sekolah harus mempertahankan tingkat kendali atas badan siswa di dalam dan di luar kampus. Dengan kata lain, setiap kegiatan atau acara siswa yang disponsori oleh sekolah tunduk pada kode perilaku siswa. Oleh karena itu, jika seorang siswa melanggar kode di acara yang disponsori sekolah di luar kampus, siswa tersebut dapat dikenakan tindakan disipliner. Di banyak sekolah, siswa tunduk pada kode perilaku siswa pada kunjungan lapangan, magang dan belajar di luar negeri.