Komunikasi nonverbal dan komunikasi visual keduanya berakar dalam pada pemahaman budaya. Antropolog mendefinisikan budaya sebagai kapasitas manusia universal untuk menyusun dan mengkomunikasikan pengalaman secara simbolis. Demikian juga, interpretasi manusia tentang simbol dan gerakan berasal dari konteks budaya dan subkultur. Baik komunikasi nonverbal dan komunikasi visual merupakan mekanisme yang berkembang, dicirikan sepanjang perjalanan waktu ketika manusia beradaptasi dengan lingkungan eksternal mereka. Mode komunikasi yang sunyi ini dipelajari melalui semiotika, suatu bidang studi yang ditujukan untuk menguraikan cara manusia menggunakan, menafsirkan, atau bereaksi terhadap simbol.
Pengaruh Konteks Sosial-Budaya
Paparan berbagai bentuk komunikasi nonverbal yang menjadi ciri budaya tertentu dimulai pada hari seseorang dilahirkan. Sepanjang perjalanan waktu, manusia memberikan nilai simbolis pada perilaku nonverbal seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, postur, intonasi, onomatopoeia, kontak mata, dan proxemik. Demikian pula, sebelum seseorang dapat berjalan, sistem inderanya mencatat komunikasi visual, yang memungkinkan bayi mendeteksi wajah dan tempat yang sudah dikenal.
Lebih Banyak Pengaruh
Di seluruh dunia, nilai-nilai yang ditetapkan untuk komunikasi nonverbal dan komunikasi visual bervariasi. Di Turki, memiringkan kepala berarti ya dan memiringkannya ke belakang berarti tidak; di A.S., kombinasi dari dua gerakan nonverbal menunjukkan afirmatif. Perbedaan visual yang sangat tajam di antara banyak budaya di seluruh dunia adalah gaya berpakaian. Misalnya, orang Amerika dikenal karena sandal jepit dan orang India terkenal karena memakai warna-warna cerah. Komunikasi nonverbal dan komunikasi visual keduanya terikat secara integral dengan bahasa simbolik yang membentuk negara dan budaya.
Alat peraga
Paralel kedua antara perilaku nonverbal dan simbol visual adalah fungsinya sebagai penambah berbagai jenis komunikasi. Dalam beberapa kasus, komunikasi nonverbal dan komunikasi visual menjadi satu dan sama. Misalnya, angka matematika dan huruf alfabet adalah dua bentuk komunikasi tertulis, yang merupakan area komunikasi di mana simbol-simbol adalah visual dan nonverbal.
Peningkatan Visual
Sebagai penambah pesan yang mendasarinya, tambahan nonverbal dan visual dapat mengubah cara penerima memahami pesan. Dalam konteks data, menggunakan grafik visual adalah cara yang bagus untuk meningkatkan transfer informasi ke pembaca; namun, sangat penting untuk tidak membebani penerima dengan jumlah konten visual yang berlebihan. Isyarat nonverbal juga digunakan untuk menyampaikan emosi atau memperkuat pesan. Secara tradisional, di AS, menekankan tatapan dalam percakapan digunakan untuk mendorong umpan balik. Dalam komunikasi nonverbal dan visual, pemantauan tingkat dampak penambah pada kemampuan penerima untuk memecahkan kode pesan yang akurat adalah penting. Alat bantu komunikasi visual dan nonverbal membutuhkan pemrosesan dan kebutuhan akan keseimbangan.