Penghitungan biaya tradisional (atau biaya-plus) dan penetapan target adalah metode yang paling umum digunakan untuk menentukan harga barang dan jasa. Kedua metode memiliki beberapa kesamaan dan juga menunjukkan beberapa perbedaan. Bisnis memilih metode yang paling tepat untuk pasar, bauran produk, dan posisi mereka dalam suatu industri.
Latar Belakang
Penetapan biaya tradisional atau biaya tambahan telah ada selama beberapa dekade, jauh lebih lama daripada penetapan target. Sebagian besar bisnis lebih menyukainya. Target costing dikembangkan pada 1960-an oleh para peneliti pasar dan biaya yang bekerja untuk Toyota. Target costing masih dipraktikkan secara luas dan paling erat terkait dengan Jepang. Banyak pabrikan terkemuka Jepang, seperti Nissan, Toshiba, dan Toyota, dikenal karena pengabdian mereka pada penetapan target biaya.
Metodologi
Penetapan biaya tradisional melibatkan pertama-tama menentukan total biaya produk (menambahkan bersama biaya langsung, tidak langsung dan tetap dari total produksi berjalan, kemudian menghitung biaya per unit dan menambahkan jumlah untuk laba yang diharapkan (disebut margin keuntungan). Dalam penetapan target biaya margin keuntungan dikurangi dari harga pasar yang ditetapkan untuk menentukan biaya target, kemudian prosedur produksi berpusat di sekitar biaya ini, pada dasarnya, penetapan target biaya berlawanan dengan penetapan biaya tradisional.
Manfaat
Setiap metode memiliki manfaat. Bisnis menyukai biaya tradisional karena kesederhanaannya. Awalnya hanya diperlukan sedikit data untuk penetapan harga biaya-plus, dan penyesuaian kemudian terhadap harga dapat dibuat lebih mudah dibandingkan dengan penetapan target biaya. Target costing dipuji karena efisiensinya dan fokus pada menjaga biaya tetap rendah.
Kekurangannya
Kerugian dari penetapan biaya tradisional termasuk kecenderungannya untuk meremehkan biaya dan menaksir terlalu tinggi laba, yang mengarah pada pengeluaran yang boros dan produk yang tidak menguntungkan. Ia juga dikritik karena inefisiensi. Target costing dikritik karena kompleksitas dan kekakuannya. Ini membutuhkan lebih banyak perhatian pada siklus hidup produksi. Penetapan biaya tradisional lebih cocok untuk bisnis berorientasi proses yang menggunakan produksi berkelanjutan. Target costing lebih cocok untuk bisnis yang berorientasi perakitan, seperti pembuatan mobil.