Beberapa perusahaan menggunakan jadwal kerja yang fleksibel untuk membantu menjaga pekerjaan tetap mengalir sambil mempertahankan tingkat kepegawaian saat ini. Bagi karyawan, jadwal kerja yang dikompresi menawarkan banyak manfaat yang membuat penjadwalan yang fleksibel menarik. Ada kontra dalam pengaturan yang harus dipertimbangkan oleh pekerja dan majikan sebelum membuat keputusan berdasarkan jadwal yang dikompresi.
Waktu istirahat
Karyawan mendapatkan manfaat dari akhir pekan yang panjang atau hari libur tambahan selama seminggu. Jadwal terkompresi memungkinkan karyawan untuk menyelesaikan jadwal penuh waktu mereka dalam waktu kurang dari minggu kerja lima hari tradisional. Pergeseran 10-12 jam mencapai tujuan ini. Bisnis yang memiliki staf yang memadai untuk merotasi hari libur dapat mengakomodasi jadwal ini tanpa downtime dalam produksi atau operasi bisnis. Berbagai jadwal shift dapat diatur dengan minggu kerja empat hari untuk memberikan karyawan akhir pekan yang panjang dan cuti tambahan.
Hari yang Lebih Lama
Salah satu kelemahan dari jadwal kerja yang dikompresi adalah hari kerja yang lebih panjang. Karyawan harus terbiasa bekerja dengan tambahan dua hingga empat jam setiap hari selama minggu kerja mereka. Sebagian besar karyawan dapat menyesuaikan diri dengan jadwal kerja baru, tetapi beberapa karyawan mungkin menemukan hari-hari yang lebih panjang sulit untuk bekerja dalam kehidupan pribadi mereka. Jadwal pengasuhan anak untuk orang tua yang bekerja mungkin menyebabkan hari kerja 12 jam menjadi mustahil untuk dikelola. Kondisi medis juga dapat mencegah beberapa karyawan tetap bekerja selama berjam-jam lebih lama.
Fleksibilitas
Jadwal kerja yang dikompresi memungkinkan karyawan untuk lebih fleksibel dalam waktu luang mereka. Mengabdikan lima hari, setiap minggu untuk pekerjaan hanya meninggalkan akhir pekan untuk menjalankan tugas dan mengurus tugas-tugas rumah tangga. Hari tambahan membantu karyawan menjadwalkan istirahat dan relaksasi bersama dengan tugas dan tugas mereka. Hari libur selama seminggu juga memberi karyawan kesempatan untuk menjadwalkan janji temu dokter pada hari kerja ketika mereka libur.
Kelelahan
Masalah kelelahan dan keselamatan karyawan meningkat dengan jam kerja yang lebih lama. Menurut Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja, ada risiko lebih besar terkena serangan jantung dan penyakit akibat jam kerja yang lebih lama. Ini mempengaruhi karyawan dan majikan. Masalah keselamatan dan kehilangan produksi karena kelelahan karyawan membuat kesehatan karyawan dan laba majikan menjadi terganggu.Industri, seperti perawatan kesehatan dan transportasi, telah memberlakukan jadwal kerja dan istirahat untuk mencegah kecelakaan dan kelelahan karyawan.
Peningkatan Produksi
Ketika jadwal kerja dan istirahat dikelola dengan benar untuk karyawan, perusahaan melihat peningkatan produksi tanpa menambahkan perubahan lain pada jadwal kerja mereka.