Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perdagangan Internasional

Daftar Isi:

Anonim

Perdagangan internasional adalah pertukaran barang antar negara. Perdagangan internasional memungkinkan konsumen di seluruh dunia untuk membeli anggur Prancis, kopi Kolombia, pesawat televisi Korea, dan mobil Jerman. Perdagangan internasional antar negara menciptakan ekonomi global di mana harga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti peristiwa global, nilai tukar, politik dan proteksionisme. Pergeseran politik di satu negara dapat memengaruhi biaya produksi dan upah karyawan di negara lain. Hasil dari pergeseran tersebut dapat menaikkan atau menurunkan harga barang-barang impor untuk pembeli lokal pada produk sehari-hari.

Pengaruh Tarif dan Hambatan Perdagangan

Idealnya, perdagangan dengan negara lain meningkatkan jumlah barang yang dapat dipilih konsumen, dan persaingan multinasional akan menurunkan biaya barang-barang tersebut. Dumping adalah salah satu praktik perdagangan internasional yang tidak dianjurkan melalui penggunaan tarif yang strategis. Dumping adalah ketika mitra dagang mengekspor barang-barang murah dengan volume tinggi daripada apa yang tersedia dari produksi dalam negeri untuk mendapatkan keunggulan kompetitif di pasar luar negeri. Untuk memperlambat atau menghentikan pembuangan barang-barang internasional dengan harga lebih rendah, pemerintah dapat mengenakan tarif atau pajak atas barang-barang impor tersebut.

Keluhan yang sering terjadi tentang perdagangan internasional adalah rendahnya biaya tenaga kerja asing dan kurangnya peraturan di luar negeri mengenai keselamatan dan kualitas. Tarif dapat dikenakan untuk melindungi konsumen dari produk yang berpotensi berbahaya seperti makanan tercemar yang mungkin termasuk daging impor atau produk yang lebih rendah seperti kantung udara yang rusak. Standar dan regulasi kualitas dapat sangat bervariasi dari satu negara ke negara lain. Perdagangan internasional harus menstimulasi saling menguntungkan dan hubungan positif antar negara, tetapi terkadang yang sebaliknya adalah benar. Negara juga dapat menetapkan tarif untuk membalas terhadap mitra dagang yang mereka yakini melanggar aturan atau bertentangan dengan tujuan kebijakan luar negerinya.

Pengaruh Politik dan Proteksionisme

Dalam beberapa kasus, pemerintah akan mengenakan tarif pada barang impor karena alasan politik. Ini mungkin ingin memenuhi janji kampanye, mendorong pertumbuhan dalam industri tertentu atau membuat pernyataan yang kuat kepada anggota komunitas internasional. Pemerintah dapat mengadopsi kebijakan proteksionisme dan membatasi perdagangan melalui tarif karena khawatir perdagangan internasional mengancam ekonomi domestik dengan merugikan industri tertentu. Sementara jenis proteksionisme ini diketahui bekerja dalam jangka pendek, sering kali merugikan dalam jangka panjang karena membuat negara menaikkan tarif menjadi kurang kompetitif secara internasional.

Proteksionisme perdagangan pada akhirnya dapat melemahkan industri yang diimplementasikan untuk dilindungi. Jika industri dalam negeri tidak memiliki persaingan, produsen mungkin tidak bekerja sekuat tenaga untuk tetap kompetitif di pasar. Hasilnya adalah produk dalam negeri bisa menurun kualitasnya dibandingkan dengan produk internasional serupa. Kebijakan proteksionis yang berkelanjutan pada akhirnya dapat menyebabkan perlambatan industri dan pekerjaan domestik akan hilang bagi pemasok global. Proteksionisme adalah proposisi mahal karena pemerintah akan sering memilih untuk mensubsidi industri dan dapat menaikkan harga barang-barang berkualitas lebih rendah.

Dampak Nilai Tukar Mata Uang Asing

Nilai tukar dari mata uang satu negara ke mata uang lain tergantung pada kondisi pasar dan kesehatan keseluruhan ekonomi global. Nilai tukar mata uang juga mempengaruhi perdagangan internasional. Jika perusahaan di satu negara ingin mengimpor barang dari negara lain, mereka akan membayar barang-barang itu dalam mata uang mitra dagang mereka atau dengan mata uang ekonomi yang stabil seperti dolar AS, pound Inggris, Yen Jepang, atau Euro. Lebih disukai membayar barang dalam salah satu mata uang yang disebut keras ini karena mereka stabil dan kurang rentan terhadap guncangan ekonomi.

Negara-negara selanjutnya dapat mempengaruhi nilai tukar melalui kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan yang berdampak pada nilai tukar mata uang dapat menyebabkan perbedaan pendapat. Satu negara mungkin berpendapat bahwa yang lain dengan sengaja memanipulasi mata uang mereka untuk mendapatkan keuntungan perdagangan. Ketika dua atau lebih negara, seperti Amerika Serikat dan Cina, memiliki ketidaksetujuan atau konflik, itu mempengaruhi perdagangan internasional dan, pada gilirannya, akan berdampak pada nilai tukar masing-masing negara. Para ekonom tidak setuju bagaimana menangani fluktuasi mata uang yang menentukan harga barang-barang impor. Banyak ahli percaya upaya membatasi perdagangan untuk mendukung impor domestik lebih berbahaya daripada membantu.