Keuntungan Wawancara Dibanding Kuisioner

Daftar Isi:

Anonim

Ketika mengumpulkan data untuk penelitian, peneliti sering memilih untuk menggunakan kuesioner karena mereka hemat biaya, hemat waktu dan mudah untuk dievaluasi secara objektif. Terlepas dari manfaat ini, kuesioner memiliki banyak kekurangan. Dengan demikian, peneliti sering memilih untuk menggunakan pewawancara daripada kuesioner, karena wawancara pribadi dapat memberikan lebih banyak informasi tentang jawaban subjek tes sambil memberikan jenis ketepatan statistik yang sama.

Data Non-Verbal

Wawancara bisa lebih bermanfaat daripada kuesioner karena memungkinkan peneliti mengumpulkan data non-verbal. Sebagai contoh, peneliti dapat melihat apakah pertanyaan tertentu membuat subjek wawancara gugup atau apakah subjek tes berjuang untuk menjawab pertanyaan. Singkatnya, isyarat nonverbal seperti kurangnya kontak mata, perilaku gelisah atau sikap defensif dapat memberikan konteks pada jawaban orang yang diwawancarai. Jenis informasi ini tidak dapat dikumpulkan dari kuesioner tertulis.

Presisi

Karena subjek penelitian biasanya mengisi kuesioner tanpa bantuan peneliti atau penguji, sulit untuk mengetahui apakah orang yang diwawancarai memahami pertanyaan yang diajukan kepadanya. Ketika seorang peneliti melakukan wawancara langsung, subjek uji dapat meminta klarifikasi jika dia tidak mengerti pertanyaan. Demikian juga, pewawancara dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk membangkitkan respons yang lebih menyeluruh. Pada akhirnya, ini mengarah pada data yang lebih rinci dan menyeluruh.

Aksesibilitas

Kuisioner tertulis bukan pilihan yang layak untuk peneliti yang ingin mempelajari anak-anak, orang-orang yang buta huruf atau individu-individu yang tunanetra. Seorang peneliti dapat menghilangkan keterbatasan logistik ini dengan melakukan wawancara. Wawancara menurunkan tingkat kecemasan subjek tes, membuatnya cocok untuk masalah subjek yang sensitif.

Fleksibilitas

Profesor Mathieu Deflem dari University of South Carolina menjelaskan bahwa wawancara lebih fleksibel daripada kuesioner dan cocok untuk studi di mana pertanyaan penelitian tidak didefinisikan dengan baik. Karena "pewawancara adalah instrumen utama penyelidikan," ia dapat memunculkan isu-isu baru yang mungkin relevan dengan studi yang muncul selama diskusi dengan subjek tes. Dengan demikian, wawancara adalah alat yang lebih kuat daripada kuesioner untuk para peneliti yang ingin menjelajahi topik secara umum.