Dengan baby boomer pekerja keras yang andal pensiun dengan kecepatan tinggi, pekerja yang lebih muda mulai menggantikan mereka. Berbeda dengan boomer, kebanyakan memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan kuliah, masih tinggal di rumah bersama orang tua mereka. Meskipun cerah dan energik, mereka membawa kebiasaan kerja dan ekspektasi kerja yang berbeda yang mungkin dilihat orang lain sebagai kerugian dalam lingkungan kerja tradisional.
Kecanduan Teknologi
Sebagian besar pekerja yang lebih muda tidak pernah menggunakan atau bahkan melihat telepon meja. Mereka tumbuh dengan ponsel, PC, dan Internet. Kehidupan mereka terkandung dalam smartphone mereka, dan mereka dapat melakukan segalanya dengan ratusan unduhan aplikasi pada layar sentuh. Pekerja muda terbiasa mengirim pesan instan dan men-tweet teman beberapa kali sehari. Mereka tidak menganggap pengalihan kegiatan ini dari pekerjaan, hanya multitasking yang produktif. Kecanduan mereka terhadap teknologi membutuhkan waktu jauh dari pekerjaan dan orang lain mungkin menganggapnya mengganggu.
Sense of Entitlement
Di dunia mereka, semua orang adalah pahlawan dan pemenang. Dalam pengalaman mereka, kompetisi tidak disukai dan semua orang mendapat pita di akhir lomba. Semua orang mendapat E untuk usaha sendiri. Orang tua yang memanjakan jarang mengatakan tidak. Pekerja muda mengharapkan sikap yang sama dari bos mereka. Pekerja muda cenderung tidak puas atau tinggal di pekerjaan entry level lama sebelum mengharapkan promosi. Berbekal gelar sarjana baru, mereka merasa pantas mendapatkan posisi manajemen.
Kesulitan Menerima Umpan Balik
Karena pekerja muda selalu dianggap sebagai pemenang, mereka kesulitan menerima umpan balik negatif. Kemampuan untuk menerima dan belajar dari kesalahan sangat penting untuk mengembangkan keterampilan kerja dan bekerja sebagai tim. Pekerja muda yang tidak terkesan dengan gelar, akan menantang manajer dan tetap melakukan hal-hal dengan caranya sendiri.
Kemampuan Kepemimpinan
Pekerja muda yang dipekerjakan oleh perusahaan sebagai penyelia atau manajer mungkin mengalami kesulitan memimpin anggota staf yang lebih tua. Mereka tidak memiliki pengalaman manajemen dan keterampilan komunikasi interpersonal - sangat penting untuk membangun hubungan dan membangun tim. Terbiasa membangun jaringan pertemanan di situs media sosial, mereka tidak memiliki kesabaran atau keinginan untuk bekerja dengan seseorang yang tidak mereka pilih untuk tim mereka.