Kerugian dari Pedoman Perilaku

Daftar Isi:

Anonim

Perusahaan menggunakan kode etik untuk memandu atau mengelola perilaku karyawan. Idealnya, penyelarasan ini melakukan standar dan penegakan dengan tujuan organisasi. Kode etik yang efektif sendiri memiliki beberapa kelemahan, tetapi keterbatasan atau tantangan mencakup waktu yang terlibat dalam menyiapkan kode yang efektif, hambatan hukum dan budaya, dan kewajiban penegakan hukum.

Keterlibatan Waktu

Seperti dengan rencana atau dokumen strategis lainnya, perlu waktu untuk membuat kode etik. Sementara para pemimpin perusahaan dapat bergegas dan menulis di atas kertas, sebuah kode bijaksana yang memberikan stabilitas etika jangka panjang membutuhkan waktu lebih lama. Jika berbagai departemen dikonsultasikan atau konsultan luar dibawa untuk membantu prosesnya, biayanya hanya berlipat ganda.

Tantangan Hukum dan Budaya

Meskipun kode etik terkadang selaras dengan hukum, kode etik dimaksudkan untuk memperluas ruang lingkup standar untuk memasukkan moral dan etika. Dalam organisasi penjualan, misalnya, kode etik mungkin membahas kerahasiaan dan transparansi ketika berhadapan dengan pelanggan. Saat membuat kode, bisnis harus berhati-hati untuk tidak melanggar undang-undang sumber daya manusia atau undang-undang terkait bisnis lainnya.

Tantangan budaya seringkali lebih merupakan hambatan. Sementara kode menetapkan harapan pada karyawan, idealnya dipandang sebagai manfaat bagi organisasi. SEBUAH kode dengan standar yang bertentangan dengan nilai-nilai budaya yang ada sulit untuk diterapkan dengan dukungan pekerja yang kuat. Misalnya, bisnis yang menekankan budaya "menyenangkan" akan berjuang untuk memenangkan hati dengan kode yang sangat terbatas relatif terhadap harapan sebelumnya. Tantangan budaya sangat menonjol dalam organisasi global yang berusaha mengidentifikasi nilai-nilai inti perusahaan di banyak negara dan batas budaya. Di beberapa negara, kepatuhan ketat terhadap ketepatan waktu atau waktu dinilai, tetapi di negara lain parameter waktu dipandang lebih longgar.

Peringatan

Kurangnya formalitas dalam operasi organisasi dalam budaya tertentu adalah hambatan lain bagi perusahaan global dalam menerapkan kode etik.

Kewajiban Penegakan

Salah satu tantangan terbesar dari kode etik adalah kebutuhan untuk menindaklanjuti penegakan prinsip-prinsipnya. Jika karyawan memahami fakta bahwa tidak ada yang pernah dikatakan atau dilakukan tentang pelanggaran, kode itu nilainya sedikit lebih tinggi daripada kertas yang dicetak. Anda tidak hanya perlu menampilkan penegakan yang sejalan dengan kebijakan yang dinyatakan, tetapi karyawan juga harus percaya bahwa para pemimpin secara konsisten menerapkan kode tersebut untuk semua pekerja. Penerapan yang tidak konsisten dapat menimbulkan kecemburuan, ketegangan, dan moral yang buruk.