Abad ke-21 mengubah wajah dan lanskap komunikasi industri hubungan masyarakat. Paul Holmes, CEO perusahaan public relations global Grup Holmes, melaporkan bahwa setelah awal yang lambat, seluruh perspektif PR berevolusi sebagai respons terhadap saluran komunikasi yang semakin melebar dan kesadaran konsumen yang meningkat. Lingkungan di mana konsumen dapat menemukan dan mengedarkan informasi dalam hitungan detik menghadirkan tantangan yang tidak pernah dihadapi banyak departemen PR dan perusahaan sebelumnya.
Saluran Komunikasi
Kampanye PR tidak dapat lagi hanya mengandalkan metode tradisional seperti televisi, radio, dan media cetak untuk mendistribusikan pesan. Sebagai gantinya, kampanye abad ke-21 harus mencakup berbagai teknologi dan jalur untuk menjangkau audiens target. Misalnya, kampanye yang mencakup media sosial, email, dan saluran komunikasi media cetak tradisional - bersama dengan kata-kata yang disesuaikan dengan audiens - adalah cara untuk menjangkau konsumen muda, orang tua, dan warga senior.
Mengontrol Pesan
Sepanjang sebagian besar abad ke-20, PR mampu mengendalikan pesan, membentuk persepsi pelanggan dan membangun kredibilitas melalui iklan berbayar, pengumuman, dan siaran pers yang tepat waktu. Namun, hari ini, Trust Barometer tahunan yang dilakukan oleh perusahaan hubungan masyarakat internasional Edelman menunjukkan bahwa karyawan pangkat dan arsip membentuk dan mengendalikan pesan tersebut. Dengan karyawan menjadi salah satu sumber informasi yang paling tepercaya, tantangannya adalah menjadikan setiap karyawan sebagai duta merek perusahaan. Menurut Holmes, cara untuk mencapai ini adalah dengan sepenuhnya menyelaraskan pesan komunikasi pemasaran dan perusahaan dengan nilai-nilai, perilaku dan budaya perusahaan.
Transparansi Informasi
Dalam sebuah survei terhadap 1.000 pelanggan yang dilakukan oleh Cohn dan Wolfe, sebuah perusahaan komunikasi dan branding global, 47 persen orang yang diwawancarai mengatakan mereka ingin melakukan bisnis dengan perusahaan yang mereka yakini transparan, dan 58 persen mengatakan mereka akan beralih ke pesaing jika mereka menemukan perusahaan menyembunyikan informasi. Meskipun transparansi informasi bahkan ketika ada kesalahan menjadi semakin penting, ini bisa menjadi tantangan bagi bisnis yang belum pernah berada di posisi ini sebelumnya. Meskipun demikian, penting untuk tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan pelanggan tetapi juga untuk menanggapi pertanyaan, umpan balik, dan kritik secara terbuka dan jujur.
Tentang Pesan Media Sosial
Untuk memastikan bahwa pesan PR tidak diberhentikan atau diabaikan, pemilik bisnis menghadapi tantangan untuk membuat pesan PR dengan cara yang menurut pengguna media sosial dapat diterima. Sebagai contoh, William Carleton, pengacara startup bisnis yang berbasis di Seattle, melaporkan dalam artikel GeekWire bahwa pengguna Facebook sering mengambil pengecualian untuk iklan dan pesan PR yang muncul di halaman pribadi mereka. Selain itu, karena begitu banyak situs media sosial terhubung satu sama lain, sangat penting untuk memantau media sosial dan segera menanggapi komentar pengguna.