Penipuan dianggap sebagai kejahatan kerah putih. Ini termasuk penggelapan, penipuan manajemen, penipuan investasi dan penipuan pelanggan. Sebagian besar penipuan AS ditemukan melalui kiat anonim atau tidak sengaja. Namun, menurut Asosiasi Penguji Penipuan Bersertifikat, auditor internal mengungkap 20 persen penipuan dan auditor eksternal menemukan 12 persen. Orang melakukan penipuan karena tekanan yang dirasakan, peluang yang dirasakan, dan rasionalisasi. Ini disebut "Segitiga Penipuan."
Segitiga Penipuan
Orang melakukan penipuan berdasarkan tekanan seperti keserakahan, hidup di luar kemampuan mereka, kerugian finansial pribadi, atau kebutuhan finansial yang tidak terduga. Mereka juga bertindak berdasarkan peluang, seperti kegagalan majikan untuk mengukur kinerja pekerja, kurangnya jejak audit atau kegagalan untuk mendisiplinkan mereka yang melakukan penipuan. Pelaku kejahatan juga bisa didorong oleh pemikiran seperti "organisasi berutang pada saya," "itu untuk tujuan yang baik" atau "Saya hanya meminjam uang."
Tanda peringatan
Tanda-tanda peringatan penipuan termasuk anomali akuntansi seperti dokumen yang hilang, item lama tentang rekonsiliasi bank, kekosongan atau kredit yang berlebihan, peningkatan rekening jatuh tempo, dokumen yang diubah, duplikat pembayaran, urutan dokumen yang tidak masuk akal, tulisan tangan yang dipertanyakan, dan kesalahan entri jurnal atau ketidakakuratan dalam buku besar. Tanda-tanda juga dapat mencakup kekurangan inventaris yang tidak dijelaskan, pembelian berlebih, kenaikan atau penurunan saldo akun yang signifikan, biaya keterlambatan yang berlebihan, dan gaya hidup mewah.
Mengidentifikasi Penipuan
Ketika kecurangan ditemukan atau diduga, pemeriksa kecurangan melakukan audit. Pemeriksa menggabungkan keahlian audit dengan investigasi kriminal. Pemeriksa penipuan memiliki empat tujuan utama saat melakukan audit: menentukan apakah ada kecurangan, mempelajari ruang lingkup kecurangan, mengidentifikasi pelaku dan menentukan bagaimana kecurangan terjadi.
Pencegahan
Praktik bisnis terbaik adalah untuk mencegah penipuan sebelum terjadi. Salah satu metode untuk mencegah kejahatan ini adalah menciptakan budaya kejujuran, keterbukaan dan bantuan. Bisnis juga dapat memberikan pelatihan kesadaran penipuan dan menciptakan lingkungan kerja yang positif yang mendorong kejujuran.
Perusahaan dapat mengurangi peluang penipuan dengan memiliki kontrol internal yang baik, mencegah kolusi antara karyawan dan pelanggan, memantau karyawan, menciptakan ekspektasi hukuman, menyediakan hotline untuk kiat anonim, dan melakukan audit proaktif.