Six Sigma adalah metodologi untuk meningkatkan kualitas dengan mengurangi cacat proses. Ini pertama kali diperkenalkan di arena manufaktur sebagai twist pada metodologi kualitas lainnya. Dalam beberapa dekade terakhir, telah tumbuh dalam popularitas dan digunakan di banyak pengaturan perusahaan serta dalam organisasi nirlaba dan perawatan kesehatan. Six Sigma berfokus pada meminimalkan variasi proses, memahami dan memenuhi harapan pelanggan untuk kualitas dan menggunakan data untuk membuat keputusan yang tepat. Individu yang bekerja di Six Sigma menerima pelatihan ekstensif dalam manajemen proyek, perubahan kepemimpinan, dan statistik dan analisis data. Mereka juga belajar tentang metodologi DMAIC, sebuah pendekatan untuk memproses proyek peningkatan yang mencakup lima langkah sistematis: Tentukan, Ukur, Analisis, Tingkatkan, dan Kontrol.
Sejarah
Six Sigma dimulai di sektor manufaktur di Motorola pada 1980-an. Ini kemudian menjadi populer mulai dari General Electric, di mana ia diadaptasi untuk digunakan dalam aplikasi layanan.
Filsafat
Six Sigma didasarkan pada prinsip-prinsip bahwa meminimalkan cacat sangat penting untuk memastikan kualitas, bahwa pelanggan menentukan apa sebenarnya kualitas itu dan bahwa keputusan harus dibuat berdasarkan data daripada keyakinan atau bukti anekdotal.
Manfaat
Six Sigma memungkinkan organisasi untuk secara efektif mengukur dan memahami proses mereka, mengidentifikasi dan melawan penyebab masalah dan meningkatkan kepuasan bagi pelanggan, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Peran
Black Belts berdedikasi penuh waktu untuk melakukan proyek peningkatan proses dan membantu para pemimpin memahami dan menerapkan prinsip Six Sigma. Green Belts melakukan paruh waktu ini, dan Pemimpin Kualitas atau Direktur Six Sigma mengawasi program Six Sigma.
Teknik
Six Sigma menggunakan berbagai macam teknik untuk memahami dan mengelola proses dan melakukan perbaikan. Mereka termasuk membuat peta terperinci dari suatu proses, merancang eksperimen yang efektif, dan membuat dasbor metrik ringkasan untuk menggambarkan operasi bisnis di tingkat tinggi.
Alat Analisis Data
Six Sigma menggabungkan penggunaan statistik dan analisis data untuk memahami situasi dan mengkonfirmasi akar penyebab dan perbaikan yang efektif. Tim proyek menggunakan berbagai bagan dan metrik untuk mencapai hal ini, dan anggota tim belajar menafsirkannya dengan tepat.