Cara Mengelola Konflik Melalui Komunikasi

Anonim

Manajemen konflik tidak sama dengan resolusi konflik. Konflik bermula dari pertikaian antara dua orang atau lebih, sehingga untuk menyelesaikan konflik sepenuhnya, satu atau lebih dari mereka harus mengubah pandangan mereka. Anda dapat, bagaimanapun, bekerja untuk mengelola konflik melalui komunikasi yang lebih baik. Dalam dunia bisnis atau dalam hubungan pribadi seperti pernikahan, komunikasi dapat membantu Anda memahami sumber konflik dan menangani kebutuhan dan pandangan semua pihak yang terlibat.

Ciptakan lingkungan yang sehat yang mendorong komunikasi. Ekspresikan kesediaan Anda untuk mendengarkan dan mempertimbangkan umpan balik dan kritik. Dalam hubungan majikan-karyawan, buat kebijakan untuk memastikan bahwa karyawan dapat mengungkapkan kekhawatiran tanpa takut akan pembalasan.

Tetapkan aturan untuk komunikasi. Jelaskan bahwa Anda tidak akan mentolerir bahasa kasar atau serangan pribadi.

Nyatakan pandangan, masalah, dan harapan Anda dengan jelas dan spesifik. Jangan hanya mengatakan, "Kamu harus bekerja lebih keras." Jelaskan dengan tepat apa yang salah dan bagaimana hal-hal perlu dilakukan.

Gunakan "Pernyataan I." Jangan katakan, "Kamu membuatku marah." Katakan, "Ketika Anda melakukan ini dengan cara itu, saya merasa marah." "Pernyataan saya" memungkinkan Anda untuk menyatakan perasaan Anda dan memeriksa masalah spesifik tanpa menempatkan orang lain dalam posisi bertahan.

Mengatasi perilaku, bukan kepribadian. Misalnya, jangan menuduh seseorang terlalu egois; katakan padanya bahwa Anda atau departemen Anda membutuhkan bantuan dan dukungannya. Orang lebih terbuka terhadap saran tentang perilaku mereka daripada menyerang sifat kepribadian mereka.

Dengarkan apa yang dikatakan orang lain. Menanggapi umpan balik atau keluhan mereka dengan pertanyaan atau pemikiran tertentu. Tidak cukup hanya mendengarkan kecuali jika orang benar-benar percaya bahwa Anda mendengarkan dan benar-benar akan melakukan sesuatu untuk mengatasi konflik.

Perhatikan perubahan dalam interaksi interpersonal, sehingga Anda dapat mengatasi konflik bahkan jika orang lain tidak berkomunikasi. Misalnya, jika seseorang yang biasanya mengekspresikan dirinya dengan mudah menjadi pendiam, mungkin ada masalah yang membuatnya merasa tidak nyaman untuk ditangani. Mulailah komunikasi sendiri jika Anda merasakan kemungkinan konflik.

Libatkan pihak ketiga jika perlu, seperti mediator atau penasihat hubungan. Pihak ketiga yang terlatih dalam manajemen konflik dapat membantu Anda memeriksa masalah dari sudut pandang baru, dan orang-orang yang terlibat dalam konflik mungkin lebih terbuka terhadap saran dari suara luar.