Apa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Membeli Industri?

Daftar Isi:

Anonim

Perilaku pembelian industri adalah pola tindakan oleh perusahaan yang terlibat dalam pembuatan, pemrosesan, dan industri berat lainnya. Banyak dari perusahaan ini diharuskan melakukan pembelian rutin sebagai cara memasok bisnis mereka. Meskipun setiap perusahaan - dan masing-masing industri - akan memiliki perilaku pembelian yang dipengaruhi oleh serangkaian faktornya sendiri, ada beberapa variabel utama yang dapat memengaruhi pembelian industri secara keseluruhan.

Permintaan

Mungkin pendorong utama pembelian industri adalah permintaan. Jumlah pembelian yang akan dilakukan oleh seorang pelaku industri secara langsung tergantung pada jumlah bisnis yang dapat diharapkan perusahaan dalam waktu dekat. Secara umum, jika suatu perusahaan mengharapkan permintaan yang lebih tinggi, maka ia akan menyimpan bahan baku sebagai cara untuk memastikan bahwa ia akan dapat memenuhi permintaan konsumen dan memaksimalkan pendapatan.

Harga

Pola pembelian juga dipengaruhi oleh harga bahan yang dibeli perusahaan. Ketika harga lebih tinggi atau perusahaan mengharapkan penurunan dalam waktu dekat, perusahaan dapat memilih untuk menunda melakukan pembelian, sehingga dapat menghemat uang. Ini dapat melibatkan beberapa pengambilan keputusan yang sulit. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang menggunakan bahan bakar dalam produksi produknya dapat mencoba menebak arah harga minyak.

Ekonomi

Selain permintaan saat ini dan harga saat ini untuk suatu produk, perusahaan industri dapat melihat ekonomi sebagai indikasi ketersediaan bahan di masa depan relatif terhadap permintaan konsumen. Jika ekonomi cenderung naik, perusahaan dapat membeli lebih banyak berdasarkan ekspektasi kenaikan penjualan di masa depan, sementara ekonomi dengan tren menurun dapat mendorongnya ke arah tindakan yang berlawanan.

Perubahan Teknologi

Selain itu, perusahaan industri sangat dipengaruhi oleh perubahan teknologi yang mempengaruhi penyediaan barang dan kebutuhan mereka sendiri. Misalnya, jika membeli sepotong teknologi berarti bahan baku menjadi lebih murah untuk digunakan, maka perusahaan dapat memilih untuk berinvestasi dalam teknologi baru. Demikian pula, akuisisi teknologi baru akan sering mengubah kebiasaan pembelian perusahaan, karena teknologi akan memiliki persyaratan bahan baku yang berbeda untuk dijalankan.