Contoh Dilema Etis dalam Bisnis

Daftar Isi:

Anonim

Pertanyaan yang timbul dari dilema etika dan tindakan yang tepat menyulitkan semua orang, mulai dari petugas polisi hingga hakim, petugas pemadam kebakaran, dan pemilik bisnis. Dalam bisnis, etika dapat membuktikan hambatan yang merepotkan. Penghasilan uang membawa kekuasaan dan tanggung jawab yang tidak selalu jelas dan pasti. Namun, kadang-kadang mereka yang berkuasa tidak menyadari implikasi etis dari keputusan dan tindakan mereka.

Masalah Etis dari Sifat Bisnis

Tujuan setiap pemilik bisnis adalah untuk mendominasi pasar mereka dan mencegah persaingan dari rekan-rekan. Tetapi ketika monopoli tercapai, apakah benar mengeksploitasi konsumen? Apakah selalu etis untuk mengikuti permintaan pasar jika Anda adalah satu-satunya perusahaan yang menawarkan produk yang dibutuhkan? CEO dari perusahaan yang kuat dan mengendalikan, seperti Microsoft, mungkin harus memutuskan berapa harga produk mereka yang paling adil, terlepas dari sifat kontrol mereka yang mendominasi di pasar.

Distribusi kekayaan global yang tidak merata juga menimbulkan dilema etis dalam bisnis. Apakah bisa diterima menggunakan pekerja anak? Apakah lebih baik bagi seorang anak di negara-negara Dunia Ketiga untuk memiliki pekerjaan, sumber pendapatan, bahkan jika itu tidak memenuhi standar Amerika Utara atau Eropa? Eksekutif terkadang harus memutuskan antara biaya produk yang rendah dan standar yang tinggi untuk pekerjanya.

Masalah Etis Antara Bisnis dan Masyarakat

Masyarakat mendukung bisnis, membiarkannya tumbuh dan memasoknya kepada konsumen - tetapi apakah bisnis tersebut diperlukan untuk mengembalikan sesuatu kepada masyarakat? Mungkin pemilik bisnis harus memutuskan berapa persen dari pendapatannya harus dikembalikan ke masyarakat untuk membayarnya untuk mendukung bisnis.

Apakah etis untuk menguji produk yang berpotensi berbahaya pada hewan? Bagaimana jika produk tersebut berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa manusia? Pada pertanyaan-pertanyaan ini ada banyak jawaban, tetapi setiap bisnis diharuskan untuk memilih jalannya sendiri dalam pedoman hukum. Beberapa bisnis menolak untuk menguji produk mereka pada hewan dan menyatakan secara langsung pada label mereka, sementara bisnis lain percaya bahwa manfaat yang diterima dari pengujian hewan melebihi kekhawatiran etis yang bertentangan. Demikian juga, banyak rantai mode, seperti Pakaian Amerika dan Celah, telah melembagakan kebijakan tanpa bulu yang ketat.

Dilema Etis dalam Pemasaran Bisnis

Kejelasan harga merupakan masalah besar bagi banyak pemilik bisnis. Memiliki harga yang tidak jelas atau menyesatkan dapat membantu memindahkan produk, tetapi apakah itu etis? Pada titik mana konsumen harus diberitahu tentang total kewajiban pembeliannya? Iklan menipu adalah dilema bisnis lain: pada titik apa "pemasaran yang baik" berubah menjadi "kebohongan terang-terangan"? Sebagai konsumen, kita semua pernah mengalami kekecewaan dalam membeli produk yang tidak memenuhi harapan yang ditetapkan oleh iklan. Contoh paling menonjol adalah dalam pemasaran online, di mana peraturan untuk iklan tidak seketat pada papan iklan atau televisi.

Etika Perusahaan

Suatu bisnis harus mempertimbangkan etika internalnya sendiri. Haruskah perusahaan membayar dividen kepada investornya atau berinvestasi kembali dalam bisnis? Apakah etis mempertahankan laba alih-alih membaginya dengan investor? Bagaimana seharusnya gaji CEO? Haruskah bisnis memungkinkan karyawan untuk berserikat? Beberapa perusahaan, seperti Walmart, memiliki kebijakan larangan berserikat yang ketat dan mungkin memilih untuk menggunakan pemecatan karyawan daripada membiarkan pekerja membentuk serikat pekerja.