Investor individu membeli dan menjual obligasi korporasi dan saham setiap hari. Harga saham dan obligasi berfluktuasi berdasarkan pendapatan perusahaan, faktor ekonomi dan deklarasi dividen. Nilai, atau nilai par, yang dicatat oleh perusahaan bervariasi dari harga jual, atau nilai pasar, dari saham atau obligasi.
Nilai Pasar Stok
Pembeli dan penjual menentukan nilai pasar dari masing-masing saham dengan harga yang mereka jual atau bayar untuk setiap saham. Ketika permintaan untuk saham tertentu lebih besar dari persediaan saham yang tersedia, harganya akan meningkat. Pembeli memilih untuk membayar lebih untuk menerima saham. Jika permintaan untuk saham itu kurang dari persediaan saham, harganya berkurang - pembeli tidak mau membayar sebanyak untuk setiap saham.
Nilai Pasar Obligasi
Investor obligasi mempertimbangkan tingkat bunga yang melekat pada masing-masing obligasi dan membandingkannya dengan bunga saat ini yang diperoleh dari sekuritas serupa ketika menentukan nilai pasar. Jika bunga yang dibayarkan pada obligasi kurang dari bunga saat ini dibayarkan pada obligasi yang sama, nilai pasar menurun. Jika bunga yang dibayarkan lebih dari bunga yang dibayarkan pada obligasi serupa, nilai pasar meningkat.
Nilai Par Stok
Perusahaan secara sewenang-wenang menempelkan nilai dolar, atau nilai par, ke setiap kelas saham yang diterbitkannya. Korporasi menggunakan nilai par untuk mencatat saham yang dikeluarkan dalam catatan keuangan. Harga aktual yang diterima untuk saham biasanya termasuk jumlah yang lebih besar dari nilai par. Perusahaan mencatat jumlah yang diterima di atas nilai nominal sebagai tambahan modal disetor. Nilai nominal tidak pernah berubah.
Nilai Par dari Obligasi
Nilai nominal untuk obligasi mengacu pada nilai nominal atau pokok obligasi. Perusahaan membayar jumlah ini kepada pemegang obligasi ketika obligasi jatuh tempo. Perusahaan menghitung pembayaran bunga menggunakan nilai par dan tingkat bunga obligasi. Suku bunga pasar tidak berdampak pada nilai nominal atau pembayaran bunga yang dilakukan.
Efek Obligasi vs. Efek Saham
Saham membawa risiko lebih tinggi daripada obligasi bagi kebanyakan investor. Kepemilikan obligasi termasuk menerima pembayaran bunga secara berkala dan pembayaran kembali saldo pokok saat obligasi jatuh tempo. Pemegang obligasi menjadi kreditor perusahaan dan memegang hak hukum untuk menerima uang mereka. Perusahaan-perusahaan tertentu membayar dividen kepada pemegang saham, sementara perusahaan-perusahaan lain menyimpan keuntungan mereka untuk mendanai pertumbuhan di masa depan. Pemegang saham memiliki sebagian dari bisnis tanpa batas waktu dan tidak menerima pembayaran di masa depan untuk investasi mereka. Jika suatu perusahaan dilikuidasi, pemegang obligasi memegang klaim yang sah untuk menerima pokok mereka. Pemegang saham menerima distribusi aset perusahaan jika ada yang tersisa setelah membayar hutang perusahaan.