Teori agensi relatif terhadap tata kelola perusahaan mengasumsikan bentuk kontrol perusahaan dua tingkat: manajer dan pemilik. Teori agensi menyatakan bahwa akan ada beberapa gesekan dan ketidakpercayaan antara kedua kelompok ini. Oleh karena itu, struktur dasar korporasi adalah jaringan hubungan kontraktual antara berbagai kelompok kepentingan dengan kepemilikan saham di perusahaan.
fitur
Secara umum, ada tiga set kelompok kepentingan dalam perusahaan. Manajer, pemegang saham, dan kreditor (seperti bank). Pemegang saham sering mengalami konflik dengan bank dan manajer, karena prioritas umum mereka berbeda. Manajer mencari keuntungan cepat yang meningkatkan kekayaan, kekuatan, dan reputasi mereka sendiri, sementara pemegang saham lebih tertarik pada pertumbuhan yang lambat dan stabil dari waktu ke waktu.
Fungsi
Tujuan teori agensi adalah untuk mengidentifikasi titik-titik konflik di antara kelompok-kelompok kepentingan perusahaan. Bank ingin mengurangi risiko sementara pemegang saham ingin memaksimalkan laba secara wajar. Manajer bahkan lebih berisiko dengan maksimalisasi laba, karena karier mereka sendiri didasarkan pada kemampuan untuk mengubah laba untuk kemudian ditunjukkan kepada dewan. Fakta bahwa perusahaan-perusahaan modern didasarkan pada hubungan-hubungan ini menciptakan biaya karena masing-masing kelompok berusaha mengendalikan yang lain.
Biaya
Salah satu wawasan utama teori agensi adalah konsep biaya mempertahankan pembagian kerja di antara pemegang kredit, pemegang saham, dan manajer. Manajer mendapat keuntungan dari informasi, karena mereka tahu perusahaan itu dekat. Mereka dapat menggunakan ini untuk meningkatkan reputasi mereka sendiri dengan mengorbankan pemegang saham. Membatasi kontrol manajer itu sendiri mengandung biaya (seperti pengurangan laba), sementara pencarian laba dalam usaha berisiko mungkin mengasingkan bank dan lembaga keuangan lainnya. Memantau dan membatasi manajer itu sendiri terkadang mengandung biaya besar bagi perusahaan.
Makna
Model agensi tata kelola perusahaan menyatakan bahwa perusahaan pada dasarnya adalah unit konflik daripada mesin pencari laba yang bersifat kesatuan. Konflik ini tidak menyimpang tetapi dibangun langsung ke dalam struktur korporasi modern.
Efek
Adalah mungkin, jika seseorang menerima premis teori agensi, bahwa korporasi sebenarnya adalah kelompok-kelompok yang saling terhubung. Setiap perdikan memiliki minat dan budaya spesifiknya sendiri dan memandang tujuan perusahaan secara berbeda. Dalam menganalisis fungsi korporasi, orang dapat berasumsi bahwa manajer akan berperilaku dengan cara memaksimalkan keuntungan dan reputasi mereka sendiri, bahkan dengan mengorbankan pemegang saham. Seseorang bahkan dapat memahami peran manajer sebagai salah satu penipuan yang dilembagakan, di mana asimetri pengetahuan memungkinkan manajer untuk beroperasi dengan kemandirian yang hampir total.