Keuntungan dan Kerugian Kinerja Ukur Objektif

Daftar Isi:

Anonim

Pengukuran kinerja merupakan komponen penting dari manajemen karyawan.Tanpa cara yang andal untuk mengukur kinerja, bisnis tidak akan tahu siapa yang harus dipromosikan dan siapa yang harus memecat. Ukuran kinerja obyektif adalah standar yang dapat diukur dengan istilah yang tepat, seperti volume penjualan atau kehadiran. Langkah-langkah semacam ini memiliki banyak kelebihan dan kekurangan.

Keandalan

Standar kinerja yang dapat diverifikasi secara objektif umumnya jauh lebih dapat diandalkan daripada standar subjektif. Standar objektif mencakup kuantitas, kecepatan, dan efisiensi. Standar-standar ini dapat diukur secara matematis. Misalnya, jika standar kinerja Anda untuk agen pemasaran jarak jauh adalah volume penjualan, Anda dapat mengukurnya dalam dolar. Jika Anda memiliki standar subjektif, seperti "ketegasan," Anda harus mengandalkan penilaian pengawas.

Keadilan

Standar kinerja obyektif lebih egaliter daripada standar subjektif. Standar subyektif, seperti ketekunan atau usaha, dapat dipengaruhi oleh bias, karena mudah untuk secara selektif berfokus pada kekurangan dan mengabaikan kekuatan seseorang yang tidak Anda sukai. Standar terukur, di sisi lain, tidak dapat dipelintir oleh bias laten (rasisme, seksisme dll) karena mereka tidak rentan terhadap kesalahan dalam penilaian manusia. Ambil unit output sebagai contoh. Jika Anda mendapatkan laporan bahwa seseorang tidak mencapai target, Anda dapat dengan aman menyimpulkan bahwa ada masalah yang perlu ditangani. Ini benar terlepas dari hubungan Anda dengan orang tersebut.

Kedangkalan

Standar objektif bisa agak dangkal. Jika Anda membatasi standar penilaian kinerja Anda hanya untuk yang dapat diukur dengan tepat, Anda mengabaikan beberapa aspek kinerja yang paling penting. Pada akhirnya, kesediaan seseorang untuk belajar dan dedikasi pada pekerjaan lebih baik daripada IQ dan standar terukur lainnya untuk menunjukkan kinerja masa depan. Faktor-faktor ini sulit diukur secara obyektif, karena Anda perlu mengandalkan pengamatan Anda sendiri untuk mengevaluasinya.

Keterbatasan

Di beberapa bidang, ukuran kinerja objektif tidak terlalu bermanfaat atau dapat diterapkan. Dalam bidang-bidang seperti psikoterapi atau psikiatri, misalnya, standar objektif bisa menyesatkan. Jika rumah sakit memiliki kebijakan untuk mengevaluasi psikiaternya dengan apakah pasien yang mereka resepkan obat berhenti mengeluh tentang gejalanya, mereka bisa saja memberi imbalan kepada psikiater yang memberikan resep obat yang berlebihan yang membawa efek samping berat. Di bidang di mana praktisi berurusan dengan orang satu lawan satu dan membahas masalah jangka panjang yang kompleks, biasanya diperlukan penilaian kinerja subyektif.