Kaizen dan Six Sigma keduanya filosofi manajemen yang berfokus pada peningkatan berkelanjutan. Kedua filosofi mencoba meningkatkan efisiensi proses bisnis dengan menghilangkan pemborosan dan mengurangi cacat.
Sejarah
Kaizen adalah filosofi Jepang kuno yang berusaha untuk terus meningkatkan semua aspek kehidupan seseorang; tenaga kerja Jepang pertama kali menggunakannya dalam bisnis tidak lama setelah Perang Dunia II. Six Sigma pertama kali diterapkan pada tahun 1986 oleh Bill Smith di Motorola.
Fungsi
Kaizen berupaya meningkatkan semua aspek bisnis melalui proses standarisasi, meningkatkan efisiensi, dan menghilangkan pemborosan. Six Sigma lebih fokus pada peningkatan kualitas produk akhir dengan menemukan dan menghilangkan penyebab cacat, baik karena variasi dalam proses bisnis atau dalam manufaktur.
Fakta
Kaizen berfokus pada peningkatan, dengan melihat setiap karyawan dari manajemen puncak hingga posisi entry level. Sigma adalah istilah matematika yang mengukur penyimpangan proses dari kesempurnaan.
Perbedaan
Six Sigma menggunakan lebih banyak analisis statistik daripada Kaizen; Six Sigma bertujuan untuk sedekat mungkin dengan nol cacat, menyerukan maksimum 3,4 cacat untuk setiap juta peluang, yang menciptakan tingkat keberhasilan 99,9997 persen.
Manfaat
Six Sigma dan Kaizen membantu menghemat uang untuk perusahaan; Motorola telah melaporkan penghematan $ 17 miliar sejak 2006 karena Six Sigma. Lebih dari setengah perusahaan Fortune 500 menggunakan Six Sigma, termasuk General Electric dan Honeywell. Toyota dan Canon keduanya melaporkan penghematan uang dan meningkatkan efisiensi dengan menggunakan Kaizen.