Siklus operasi dimulai ketika perusahaan membelanjakan uang untuk membeli barang untuk inventaris dan berakhir ketika perusahaan menerima uang dari pelanggan yang membeli barang yang sama. Siklus operasi juga disebut sebagai siklus konversi tunai, karena merupakan jangka waktu antara pembayaran tunai dan penerimaan uang tunai. Biasanya diukur dalam hitungan hari, dan semakin pendek, semakin baik. Melacak kemajuan suatu barang melalui perusahaan menunjukkan cara menghitung siklus operasi.
Bagaimana Siklus Bekerja
Ini membantu untuk membayangkan siklus operasi sebagai jam yang mulai berjalan ketika perusahaan menerima item untuk inventaris. Itu terus berjalan selama item dalam persediaan. Jika barang itu dijual secara tunai, jam berhenti. Namun, jika barang tersebut dijual secara kredit, jam berjalan sampai perusahaan benar-benar menerima pembayaran. Satu pertimbangan tambahan: Perusahaan biasanya memesan inventaris secara kredit, membayarnya hanya setelah menerimanya. Itu mengurangi panjang siklus.
Formula untuk Siklus
Siklus operasi perusahaan terdiri dari tiga elemen: item waktu rata-rata tetap dalam persediaan, yang disebut "hari persediaan yang beredar" atau DIO; waktu rata-rata yang dibutuhkan pelanggan untuk membayar tagihan mereka, yang disebut "days sales outstanding" atau DSO; dan rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar tagihan sendiri, yang disebut "hari hutang luar biasa" atau DPO. Rumus: Siklus Operasi (dalam hari) = DIO + DSO - DPO
Elemen Formula
Untuk menghitung DIO, ambil nilai rata-rata inventaris perusahaan selama satu tahun, bagi dengan jumlah total pembelian inventaris pada tahun itu, lalu kalikan dengan 365. Untuk menghitung DSO, ambil rata-rata saldo piutang, dibagi dengan total jumlah penjualan secara kredit, lalu kalikan dengan 365. Untuk menghitung DPO, ambil jumlah total inventaris yang dibeli secara kredit, dan bagi dengan rata-rata saldo hutang dagang. Ini memberi Anda omset hutang. Membagi 365 berdasarkan turnover hutang untuk mendapatkan DPO.