Kapasitas hutang suatu perusahaan adalah kemampuannya untuk mengambil hutang tambahan dan untuk melayani hutang yang ada. Analisis kapasitas utang membantu organisasi menentukan berapa banyak utang tambahan yang dapat mereka keluarkan sebelum menimbulkan kekhawatiran para pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat kredit. Hasil analisis dapat diungkapkan kepada pemangku kepentingan dalam hal rasio cakupan layanan utang - pendapatan sebelum bunga dan beban pajak dibagi dengan beban bunga - dan untuk organisasi sektor publik, utang bersih per kapita - total utang dikurangi aset tunai dibagi dengan populasi.
Makna
Instansi pemerintah seperti kota tidak dapat menerbitkan saham untuk mendanai proyek-proyek besar seperti jalan raya baru. Mereka sering harus mengeluarkan utang untuk mengumpulkan dana. Perusahaan sektor swasta memiliki lebih banyak fleksibilitas, tetapi pembiayaan utang terutama dalam lingkungan suku bunga rendah memungkinkan mereka untuk mengumpulkan dana tanpa melepaskan kendali. Hutang yang berlebihan membatasi fleksibilitas organisasi dalam keputusan anggaran dan investasi dan dapat menyebabkan penurunan peringkat kredit, yang biasanya membuat pinjaman lebih sulit dan mahal.
Analisis
Profesor Universitas A&M Texas John C. Groth, dalam artikel QFinance tentang struktur modal, menggunakan istilah kapasitas hutang "baik" dan "buruk" untuk mengkarakterisasi tingkat hutang perusahaan. Perusahaan dengan kapasitas utang baik yang tidak terpakai biasanya memiliki rasio hutang terhadap modal - total hutang dibagi dengan total ekuitas - kurang dari 1, yang berarti akses yang lebih mudah ke dana. Kapasitas hutang buruk membatasi fleksibilitas dan, bagi perusahaan publik, berdampak buruk pada harga saham. Kapasitas hutang terkait dengan kapasitas pembayaran - untuk usaha kecil, seperti pertanian keluarga, ini berarti memiliki arus kas yang cukup untuk melakukan pembayaran hutang. Rasio keuangan adalah bagian dari analisis ini. Misalnya, rasio lancar - aset lancar dibagi dengan kewajiban lancar - menunjukkan seberapa mudah suatu bisnis dapat membayar tagihannya saat ini: semakin tinggi rasionya, semakin baik. Rasio cakupan layanan utang, juga dikenal sebagai rasio perolehan bunga, mencerminkan seberapa mudah perusahaan dapat melakukan pembayaran utangnya dari pendapatannya. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik kapasitas pembayaran perusahaan dan kapasitas hutang. Proyeksi arus kas konservatif dan realistis membantu perusahaan mengadopsi langkah-langkah strategis yang tepat untuk meningkatkan kapasitas utang mereka saat ini dan masa depan.
Strategi
Organisasi dapat menggunakan beberapa strategi untuk memastikan kapasitas utang yang optimal. Misalnya, perusahaan yang membayar dividen reguler dapat mengurangi pembayaran dividen untuk meningkatkan laba ditahan dan mengurangi rasio utang terhadap modal. Perusahaan dapat menjual sebagian aset mereka atau menerbitkan saham untuk membayar utangnya. Dalam periode penurunan suku bunga, perusahaan dapat membeli kembali hutang pembayaran bunga lebih tinggi dan pembiayaan kembali dengan suku bunga yang lebih rendah. Langkah-langkah operasional seperti penganggaran aliran kas konservatif, mengendalikan pengeluaran dan membatasi pinjaman adalah cara lain untuk mengurangi biaya bunga dan mempertahankan kapasitas utang yang optimal.
Pertimbangan
Groth menyarankan agar investor berhati-hati terhadap manajemen perusahaan yang menggunakan utang untuk memajukan kepentingan mereka sendiri, bukan kepentingan pemegang saham. Misalnya, manajemen mungkin membebani perusahaan dengan utang berlebihan untuk membuat neraca tidak menarik bagi pembeli potensial. Di sektor publik, analisis kapasitas utang harus diseimbangkan dengan tujuan kebijakan publik. Misalnya, langkah-langkah yang dimandatkan pemilih harus dilaksanakan terlepas dari tingkat utang.