Akuntansi biaya historis adalah metode akuntansi yang mapan di seluruh dunia karena mampu memenuhi persyaratan hukum untuk pelaporan keuangan. Akuntansi biaya historis telah mampu memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan kepada berbagai pengguna, terutama selama periode harga stabil. Namun, akuntansi untuk perubahan tingkat harga telah menjadi topik hangat dalam literatur akademik karena kekurangan dari pendekatan akuntansi biaya historis.
Angka Kadaluarsa
Angka-angka untuk aset yang terkandung dalam laporan posisi keuangan didasarkan pada biaya pada saat akuisisi. Mereka, dengan demikian, tidak mungkin menunjukkan nilai hari ini karena angka-angka ini tidak bisa hanya ditambahkan bersama. Pengguna laporan keuangan tidak akan dapat secara realistis memprediksi arus kas masa depan terkait dengan aset tersebut.
Overstatement of Figur
Jika laba tergantung pada ukuran modal pada tanggal yang berbeda, maka pengukuran laba dapat dianggap sebagai hasil membandingkan dua total yang tidak berarti, karena angka modal tidak mencerminkan daya beli pemegang saham. Selain itu, laba yang dihasilkan biasanya dianggap dilebih-lebihkan dan rasio apa pun yang digunakan, termasuk pengembalian modal, akan dilebih-lebihkan.
Tingkat Operasional yang Menyesatkan
Biaya historis memberikan kesan yang menyesatkan tentang kemampuan perusahaan untuk terus beroperasi pada tingkat tertentu karena aset dinilai terlalu rendah. Dengan menyesuaikan inflasi dan nilai realisasi bersih, akuntan berusaha untuk mempertahankan modal pemegang saham dalam hal daya beli umum atau konsumen.
Keterbandingan
Serangkaian akun biaya historis dapat memberikan kesan yang menyesatkan tentang tren keuangan suatu perusahaan. Hanya jika hasil dari tahun yang berbeda disajikan kembali dengan menyesuaikan dengan tingkat harga umum, maka komparabilitas antara tahun dapat valid. Semua item dalam akun laba rugi dinyatakan dalam hal daya beli akhir tahun, sementara hal yang sama akan berlaku di neraca.