Apa Pengaruh Kebijakan Ekspansi Fiskal terhadap Keluaran & Pekerjaan?

Daftar Isi:

Anonim

Selama masa pengangguran tinggi, investor, pekerja dan pejabat pemerintah semuanya sangat peduli dengan opsi untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi. Dalam masa ekonomi yang sulit, ekonom sering melihat kebijakan pemerintah untuk membantu mengatasi tantangan ketenagakerjaan dan output. Memahami dasar-dasar kebijakan fiskal ekspansif dan bagaimana pengaruhnya terhadap output ekonomi membantu memahami pendekatan khusus ini.

Dasar-dasar Ekspansi Fiskal

Kebijakan fiskal, secara sederhana didefinisikan, adalah agenda yang ditetapkan pemerintah berkenaan dengan perpajakan dan pengeluaran. Ekspansi fiskal terjadi setiap kali pemerintah memutuskan untuk membelanjakan lebih banyak atau lebih rendah pajak; kontraksi fiskal, sebaliknya, terjadi ketika pemerintah membelanjakan lebih sedikit atau menaikkan pajak. Kebijakan ekspansi fiskal biasanya dikaitkan dengan defisit pemerintah, tetapi pemerintah tidak harus menjalankan defisit untuk terlibat dalam ekspansi fiskal - ia hanya harus menghabiskan lebih banyak atau lebih sedikit pajak daripada sebelumnya.

Efek pada Permintaan dan Output

Dalam teori ekonomi Keynes, kebijakan ekspansi fiskal umumnya dikaitkan dengan peningkatan permintaan agregat - jumlah total barang yang diminta oleh semua konsumen di pasar - dan memicu pertumbuhan output. Ini memiliki efek meningkatkan produksi ekonomi, terutama dalam jangka pendek.Alasannya cukup sederhana: karena pemerintah membelanjakan lebih banyak untuk membangun infrastruktur, misalnya, ia menuntut barang dan jasa dari pasar. Produsen merespons permintaan baru ini dengan meningkatkan produksi.

Efek pada Ketenagakerjaan

Ketika pemerintah melakukan ekspansi fiskal, biasanya mempengaruhi peningkatan pengangguran. Ini terjadi karena beberapa alasan. Paling cepat, itu karena produsen menanggapi permintaan pemerintah dengan meningkatkan produksi, yang seringkali membutuhkan lebih banyak tenaga kerja. Efek ini juga berlipat ganda karena, ketika produsen merekrut pekerja baru, pekerja baru cenderung mulai menghabiskan lebih banyak dari yang mereka lakukan jika mereka tetap menganggur. Karena permintaan pekerja terhadap produk dan layanan juga meningkat, produsen merespons dengan menyediakan lebih banyak barang atau jasa.

Kontraksi Fiskal Jangka Panjang

Meskipun ekspansi fiskal cenderung meningkatkan output ekonomi dan lapangan kerja dalam jangka pendek, hal itu tidak akan berlanjut selamanya. Beberapa alasan untuk ini adalah ekonomi, sementara yang lain bersifat politis. Ketika output dan kesempatan kerja meningkat, pemerintah biasanya mulai mengumpulkan lebih banyak pendapatan pajak. Ini menyebabkan semacam kontraksi "otomatis" - karena pendapatan pajak meningkat, defisit pemerintah berkurang atau surplus bertambah. Kontraksi semacam ini bersifat ekonomi dan tidak diperlukan perubahan kebijakan untuk mewujudkannya. Selain itu, pemerintah pada akhirnya harus membayar setiap hutang yang dihasilkan dari ekspansi fiskal, yang mengharuskan kenaikan pajak dan pemotongan belanja dalam jangka panjang. Jenis kontraksi fiskal ini bersifat politis karena pemerintah harus mengubah kebijakan perpajakan dan pengeluaran mereka untuk merealisasikannya. Dalam jangka panjang, dampak ini berpotensi membatalkan peningkatan pekerjaan dan hasil jangka pendek.