Tiga Model Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Daftar Isi:

Anonim

Sulit untuk melewatkan percakapan di media bisnis tentang tanggung jawab. Sementara beberapa konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah ada sejak tahun 1950-an, bisnis telah melihat percakapan yang berkembang dan minat yang tumbuh di bidang manajemen ini. Semakin lama, perusahaan baik besar maupun kecil menggunakan komitmen terhadap tanggung jawab sosial untuk mempromosikan produk mereka. Meneliti tiga model dominan tanggung jawab sosial adalah satu cara manajer dan investor dapat memastikan untuk tidak melewatkan percakapan penting ini.

Dasar-dasar

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah komitmen perusahaan terhadap masyarakat di luar pemegang saham dan karyawannya. Subjek ini bukannya tanpa kontroversi, dengan beberapa perusahaan yang mengklaim tidak memiliki peran dalam tanggung jawab sosial dan yang lain menyatakan bahwa mereka tidak dapat menghindarinya. Peneliti bisnis Elizabeth Redman mengusulkan tiga model tanggung jawab sosial perusahaan sebagai cara memahami percakapan yang sering kontroversial ini. Dalam karyanya tentang tanggung jawab sosial perusahaan, yang diterbitkan dalam Roosevelt Review, Redman berpendapat bahwa diskusi sering melibatkan salah satu dari tiga model konseptual untuk CSR: model konflik, model nilai tambah dan model tujuan ganda.

Model Konflik Tradisional

Dalam model konflik tradisional untuk tanggung jawab sosial perusahaan, nilai-nilai dan manfaat sosial dipandang bertentangan dengan laba pemegang saham. Di bawah model ini, perusahaan yang memilih untuk mempraktikkan bentuk tanggung jawab sosial cenderung melihat biaya tambahan untuk melakukannya. Para pendukung model konseptual ini umumnya berpendapat bahwa sifat bisnis adalah salah satu pertukaran antara nilai-nilai ekonomi dan moral, dan manajer perusahaan pasti akan dipaksa untuk memutuskan antara tanggung jawab sosial dan fidusia mereka atau komitmen mereka terhadap nilai ekuitas pemegang saham.

Model Nilai Tambah

Model kedua untuk mengonseptualisasikan tanggung jawab sosial perusahaan adalah melihat komitmen sosial dan lingkungan sebagai sarana untuk meningkatkan laba. Sementara pendukung model ini cenderung mengakui bahwa konflik tetap ada dalam keputusan bisnis, mereka juga percaya bahwa investasi CSR juga mampu menghasilkan pendapatan baru. Model ini cenderung berfokus pada isu-isu seperti nilai CSR dalam menarik konsumen yang sadar sosial, menemukan karyawan yang sadar sosial dan mengelola risiko pers negatif.

Model Sasaran Berganda

Akhirnya, model ketiga untuk tanggung jawab sosial perusahaan menempatkan peran untuk nilai-nilai sosial dalam keputusan perusahaan yang tidak terkait dengan nilai-nilai ekonomi. Di bawah model ini, perusahaan memiliki tujuan di luar nilai pemegang saham, termasuk peningkatan komunitas mereka tanpa menghormati keuntungan moneter. Menurut Redman, model ini dianggap relatif radikal, meskipun beberapa pejabat perusahaan telah menyatakan dukungannya. Para pendukung model ini menekankan kualitas hidup sebagai dasar dari kegiatan ekonomi.