Perusahaan yang diperdagangkan secara publik ditentukan oleh kepemilikannya, dan sahamnya diterbitkan kepada publik melalui penawaran umum perdana. Oleh karena itu, ia memiliki publik sebagai pemegang saham atau pemiliknya. Secara hukum, korporasi adalah entitas yang terpisah dari pemiliknya; itu adalah badan hukum sendiri. Akibatnya, ia dapat memiliki aset, meminjam dana, atau membuat perjanjian bisnis sendiri. Pemegang saham tidak secara individu bertanggung jawab atas hutang, dengan tanggung jawab mereka terbatas pada jumlah investasi yang dimiliki dalam korporasi. Perusahaan memiliki beberapa tujuan utama.
Generasi Keuntungan
Perusahaan yang diperdagangkan secara publik didirikan untuk menjual barang atau jasa dengan imbalan keuntungan. Ini menghasilkan laba ketika pendapatan dari suatu barang atau jasa yang dijualnya menggantikan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa itu. Untuk memperlebar kesenjangan antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan, biaya operasional harus dijaga seminimal mungkin.
Ketika perusahaan publik menghasilkan pengembalian yang baik, nilai sahamnya naik. Hasilnya adalah permintaan tinggi untuk perusahaan di pasar saham, dan itu menandakan keberhasilan perusahaan. Jika perusahaan mengalami kerugian, maka pemiliknya tidak memiliki dividen dan sahamnya berkinerja buruk di pasar saham.
Pertumbuhan Perusahaan
Laba dan pertumbuhan memiliki hubungan yang sangat dekat. Korporasi tumbuh sebagai hasil dari laba. Ini karena ia memiliki dana yang tersedia untuk membiayai perolehan aset dan peralatan baru atau untuk memberikan paket pembayaran yang lebih baik kepada karyawannya. Pemegang saham mengandalkan direktur perusahaan untuk menggunakan kebijakan yang akan membuat perusahaan tumbuh. Pertumbuhan perusahaan berarti lebih banyak keuntungan, yang menghasilkan peningkatan dividen kepada pemegang saham. Perusahaan juga akan memiliki lebih banyak potensi untuk menembus pasar.
Stabilitas
Perusahaan publik yang mencatatkan hasil stabil menebarkan kepercayaan di kalangan investor. Untuk menjadi stabil, perusahaan menghindari bergegas ke pertumbuhan pasar. Sebaliknya, para direkturnya fokus pada penyediaan layanan dan produk berkualitas kepada klien secara konsisten. Dengan cara ini, pelanggan akan mempercayai perusahaan dan berulang kali memilih produknya daripada barang yang diproduksi oleh pesaing. Di sisi lain, perusahaan harus meningkatkan infrastruktur yang ada dan terus meninjau strategi pasar agar tetap kompetitif.
Tanggung jawab sosial
Di masa lalu, perusahaan yang diperdagangkan secara publik tidak terlalu memikirkan tanggung jawab sosial perusahaan. Namun, faktor itu telah menjadi salah satu tujuan utama perusahaan mana pun. Perusahaan yang diperdagangkan secara publik berada di dalam komunitas dan mengambil tanah dan sumber daya lainnya dari orang-orang yang tinggal di dalam komunitas tersebut. Oleh karena itu, secara moral benar bagi mereka untuk menunjukkan penghargaan kepada penduduk. Perusahaan telah mengambil tantangan untuk mendorong aksi sosial yang mencerminkan kebaikan dan kepedulian dibandingkan dengan kehausan akan keuntungan. Akibatnya, perusahaan terlibat dalam kegiatan masyarakat seperti proyek sekolah, menyumbang untuk amal dan pelestarian lingkungan.