Pengusaha umumnya meminta agar karyawan mereka yang satu jam mengisi kartu absen untuk mencatat jam kerja selama seminggu. Karyawan biasanya mencatat jam kerjanya yang tepat pada kartu absen, tidak mempertimbangkan masalah pembulatan. Lebih lanjut, jika karyawan menekan jam waktu, jam waktu itu mencatat jam-jam tersebut tepat seperti yang dilubangi. Orang penggajian harus bekerja sepanjang waktu sebelum membayar mereka.
Memahami bagaimana pembulatan beroperasi. Menurut Departemen Tenaga Kerja A.S., FSLA (Perburuhan Standar Ketenagakerjaan yang Adil) mengizinkan majikan untuk membulatkan ke seperempat jam terdekat. Majikan mungkin melanggar persyaratan upah minimum dan kompensasi lembur jika ia terus menerus membulatkannya.
Kurangi waktu mulai dari satu hingga tujuh menit dan bulatkan hingga delapan hingga 14 menit. Sebagai contoh, katakanlah kartu waktu karyawan tersebut bertuliskan dalam – 8: 13 pagi dan keluar – 4: 59 malam. Kumpulkan 8:13 hingga 8:15 (karena ini lebih dekat dengan 8:15 daripada ke 8 pagi) dan kumpulkan 4:59 hal. hingga 5:00 malam karena lebih dekat ke 5 hal. daripada ke 4:45 malam Katakanlah waktu karyawan mengatakan dalam – 8: 05 pagi, bulatkan hingga 8 pagi. Perhatikan bahwa karyawan tidak akan dibayar selama lima menit tambahan.
Ketahuilah bahwa karyawan tersebut harus menerima kompensasi lembur jika ia memiliki jadwal 40 jam untuk setiap minggu, tetapi karena pencatatan jam kerja sedikit lebih awal atau sedikit terlambat setiap hari, ia mungkin memenuhi syarat untuk jam lembur. Sebagai contoh, katakanlah jadwal normal karyawan adalah 8 pagi sampai 4 malam, tetapi ia jam masuk pada pukul 7:50 pagi setiap pagi (Senin hingga Jumat) dan jam keluar pada pukul 4 malam. Total jam kerjanya untuk minggu ini adalah 41,25 (1,25 jam harus dibayar dengan kurs lemburnya) karena tambahan 15 menit yang ia dapatkan setiap hari dari pencatatan jam 7:50 pagi.