Kerugian dari Lean Manufacturing

Daftar Isi:

Anonim

Lean manufacturing dimulai sebagai Toyota Production System di industri mobil Jepang tahun 1970-an dan 1980-an. Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan limbah, mengurangi kebutuhan untuk mengelola inventaris besar, dan memberikan kualitas optimal dengan biaya paling rendah dengan membuat keputusan kontrol kualitas sebagai bagian langsung dari proses manufaktur. Limbah di semua tingkatan dipantau, diperiksa, dan dihilangkan. Seperti kebanyakan sistem manajemen, lean manufacturing tidak datang tanpa kelemahannya sendiri.

Masalah Pasokan

Karena hanya sejumlah kecil persediaan yang disimpan, lean manufacturing sangat bergantung pada pemasok yang dapat menyediakan produk untuk proses manufaktur secara andal dan tanpa gangguan. Masalah-masalah seperti pemogokan karyawan, keterlambatan transportasi dan kesalahan kualitas dari pihak pemasok dapat menciptakan masalah manufaktur yang bisa berakibat fatal. Vendor mungkin tidak dapat atau tidak mau memasok suku cadang atau produk dengan jadwal yang lebih ketat atau dalam jumlah yang lebih kecil. Kebutuhan-kebutuhan ini dapat membebani pemasok dengan biaya yang tidak menguntungkan dan menciptakan ketegangan yang pada akhirnya memengaruhi proses manufaktur dan dapat menyebabkan seringnya pergantian pemasok, atau bahkan kesulitan menemukan pemasok yang dapat memberikan jadwal yang diperlukan sama sekali.

Biaya Implementasi yang Tinggi

Menerapkan pembuatan lean sering kali berarti sepenuhnya membongkar pengaturan dan sistem instalasi fisik sebelumnya. Pelatihan karyawan bisa panjang dan mendapatkan manajer yang berpengalaman dalam proses lean manufacturing dapat menambah biaya gaji perusahaan. Pembelian mesin yang meningkatkan efisiensi, dan pengaturan sel kerja yang lebih kecil dapat menambah hutang jangka panjang. Usaha kecil dan menengah, khususnya, mungkin menganggap biaya penggantian ke proses lean manufacturing menjadi penghalang.

Kurangnya Penerimaan oleh Karyawan

Proses lean manufacturing membutuhkan perombakan total sistem manufaktur yang dapat menyebabkan tekanan dan penolakan oleh karyawan yang lebih suka cara lama dalam melakukan sesuatu. Selain itu, lean manufacturing memerlukan input karyawan yang konstan pada kontrol kualitas, yang mungkin membuat beberapa karyawan merasa segan atau tidak memenuhi syarat untuk melakukannya. Karyawan yang lebih tua mungkin lebih suka metode sebelumnya dan dapat menyebabkan resistensi di antara yang lain dalam kelompok kerja. Di sinilah manajer yang baik menjadi sangat penting untuk pergantian ke lean manufacturing. Mungkin juga ada beberapa kesulitan menemukan manajer dengan keterampilan kepemimpinan dan persuasi yang memadai untuk mengatasi perlawanan ini.

Masalah Ketidakpuasan Pelanggan

Karena proses lean manufacturing sangat tergantung pada efisiensi pemasok, setiap gangguan dalam rantai pasokan - dan karenanya, pada produksi - dapat menjadi masalah yang berdampak buruk bagi pelanggan. Penundaan pengiriman dapat menyebabkan masalah pemasaran jangka panjang yang sulit diatasi.