Perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Cina dan Thailand telah menghilangkan atau mengurangi bea impor pada berbagai macam barang dan jasa. Thailand telah memangkas bea impor untuk produk susu, produk farmasi, kertas, truk komersial, struktur aluminium, mesin pencuci piring, dan produk lainnya untuk memfasilitasi perdagangan dengan China dan anggota Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) lainnya. Pengurangan bea masuk dari Cina harus memungkinkan produsen di Thailand untuk pengadaan bahan baku dengan harga lebih murah dan mengekspor barang jadi dengan harga yang kompetitif ke negara lain.
Promosi Perdagangan Bilateral dan Ekonomi
Pengurangan bea masuk untuk barang-barang yang berasal dari Cina ke Thailand harus meningkatkan perdagangan bilateral antara kedua negara dan membantu mereka untuk meningkatkan ekonomi mereka. Sebagai hasil dari perjanjian perdagangan bebas China-ASEAN, investasi antara Cina dan Thailand telah meningkat. Berdasarkan data yang diberikan oleh Departemen Perdagangan Thailand, FTA memungkinkan pemotongan bea atas 188 buah dan sayuran, dan akhirnya membantu Thailand untuk mencatat $ 200 juta surplus perdagangan dengan China dari Oktober 2003 hingga Februari 2005.
Industri Diuntungkan
Pengurangan bea masuk dari Cina ke Thailand telah meningkatkan perdagangan menjadi $ 36 miliar pada 2008, yang merupakan peningkatan 20 persen dibanding 2007. Pengurangan tarif telah menguntungkan industri-industri berikut: susu, farmasi, besi dan baja, bubur kayu dan kertas, aluminium dan elektronik konsumen. Investasi asing langsung di Thailand telah meningkat karena penurunan bea masuk, dan industri Thailand mencapai keunggulan kompetitif yang lebih baik daripada ekonomi lainnya. Pada 2009, juga direncanakan untuk memotong bea pada tiga jenis pakan ternak: kedelai, jagung dan tepung ikan.
Prospek masa depan
Penurunan bea impor, karena FTA antara Cina dan Thailand, menunjukkan prospek untuk pengembangan proyek infrastruktur, seperti kereta api. Ini harus menyediakan logistik yang lebih baik dan lebih murah untuk perusahaan dan juga meningkatkan pariwisata di Thailand. Karena Thailand saat ini memungkinkan perdagangan hampir 99 persen barang dengan negara-negara ASEAN lainnya dengan tarif yang dapat diabaikan, negara itu telah mempromosikan pengembangan timbal balik dari ekonomi-ekonomi blok ASEAN. Dapat disimpulkan bahwa perjanjian serupa dengan Cina akan mendorong pembangunan ekonomi Thailand dan juga China.