Sistem persediaan dirancang untuk membantu bisnis melacak barang dagangannya, termasuk di mana barang itu disimpan dan bagaimana barang itu dijual. Inventaris bergerak dalam siklus yang kompleks antara produsen, ruang penyimpanan, rak, dan konsumen. Beberapa inventaris yang tidak menjual harus dibuang, sedangkan inventaris yang menjual dengan baik harus dipesan ulang pada waktu yang tepat untuk meminimalkan biaya penyimpanan tetapi memenuhi permintaan. Bisnis menggunakan sejumlah taktik berbeda untuk pengendalian inventaris, yang terus maju dengan teknologi manajemen inventaris.
Manual
Metode manual adalah sistem inventori tertua dan paling sederhana. Pada dasarnya, manajer bisnis hanya menghitung barang yang mereka miliki. Jika jenis persediaan tertentu terlihat rendah, maka mereka memesan barang baru dari pemasok mereka. Bahkan dalam sistem manual, bisnis biasanya menggunakan formula dasar untuk memutuskan kapan persediaan hampir habis. Sistem manual tidak mahal dan sangat mudah untuk diajarkan, menjadikannya ideal untuk usaha kecil yang hanya berurusan dengan beberapa jenis barang dagangan, terutama jika dipasok oleh produsen lokal.
Berbasis Batch
Sistem berbasis batch membagi inventaris menjadi beberapa grup dan menggunakan grup ini untuk membuat keputusan tentang manajemen inventaris. Sebagai contoh, sebuah bisnis dapat memilih untuk membagi inventarisnya antara tempat penyimpanan dan unit-unit di rak. Ketika nampan dikosongkan dalam penyimpanan, bisnis tahu sudah waktunya untuk memesan ulang produk. Bisnis lain menggunakan sistem yang lebih kompleks: mereka membagi inventaris dalam kelompok A, B, dan C berdasarkan seberapa baik penjualannya. Persediaan A dibeli kembali sesering mungkin, sementara persediaan B dan C didaur ulang lebih lambat, dan kelompok persediaan yang lebih rendah dapat dibatalkan seluruhnya.
UPC
UPC adalah singkatan dari kode produk universal, sistem kode batang populer, terutama untuk bisnis yang lebih besar. Kode batang digunakan untuk melacak produk saat masuk ke perusahaan dan ketika dijual ke pelanggan. Menggunakan kode batang memudahkan perusahaan untuk mengidentifikasi di mana produk yang hilang berada, dan memungkinkan mereka mengelola prosedur pengiriman dan penyimpanan secara lebih efektif, menjadikan kode batang ideal untuk sejumlah besar barang dagangan yang harus sering diganti.
RFID
RFID, atau identifikasi frekuensi radio, adalah teknologi yang muncul yang menyebar di seluruh industri manajemen inventaris. Sistem ini menggunakan tag yang memancarkan pola frekuensi radio tertentu yang dapat diambil oleh penerima dan diterjemahkan ke informasi produk. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk melacak produk dari pengiriman hingga penjualan, bahkan melacak pergerakan produk di sekitar toko. Ini membuatnya mudah untuk berhenti mencuri, menilai kebiasaan konsumen membeli dan segera memesan produk baru bila perlu. Ini masih merupakan pilihan yang mahal, dan paling sering digunakan untuk produk atau palet yang lebih besar.