Mungkin tidak ada penemuan lain yang memiliki pengaruh mendalam pada kehidupan manusia sebagai percetakan. Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak pada abad ke-15 dan dalam sepuluh tahun mesin cetak di seluruh Eropa sedang mengaduk-aduk buku, pamflet, dan bahan cetak lainnya, menyebarkan pengetahuan dan ide yang sebelumnya tidak memiliki outlet untuk disebarluaskan. Mesin cetak memiliki implikasi yang sangat besar untuk pendidikan dan keadaan dunia.
Penyebaran Gagasan
Sebelum penemuan mesin cetak, para sarjana hanya dapat membuat satu salinan dari pekerjaan mereka pada suatu waktu. Oleh karena itu, kantong-kantong kecil pembelajaran ada di seluruh dunia, tetapi gagasan tidak mudah bepergian dari satu tempat ke tempat lain. Ratusan atau ribuan salinan karya seorang sarjana dapat dibuat dan dibubarkan setelah ditemukannya mesin cetak. Ide-ide dari Renaisans Italia menyebar ke barat dan utara, dan memengaruhi seniman, ilmuwan, dan filsuf di seluruh Eropa dan sekitarnya.
Kolaborasi
Sebelum ditemukannya mesin cetak, ide dan pengalaman sering mati bersama orang yang memiliki, sehingga setiap generasi harus memulai dari awal. Penemuan mesin cetak berarti para sarjana dapat membaca pekerjaan yang dilakukan oleh para sarjana lain dan membangun pengetahuan ini. Kemajuan teknologi dan pengetahuan ilmiah membuat langkah besar dalam waktu singkat. Para sarjana dapat mengkomunikasikan ide-ide mereka dengan orang lain yang mengerjakan ide-ide serupa yang hidup di berbagai daerah.
Pendidikan untuk Orang Awam
Buku-buku sangat mahal sebelum ditemukannya mesin cetak. Buku sangat berharga dan sangat langka karena disalin dengan tangan. Mesin cetak sangat mengurangi jumlah tenaga manusia yang terlibat dalam pembuatan buku, sehingga harga buku turun drastis. Karenanya, orang bisa membeli buku yang tidak pernah bisa membelinya sebelumnya. Perpustakaan didirikan dan rakyat jelata menjadi lebih berpendidikan daripada sebelumnya.
Pendidikan agama
Alkitab adalah buku pertama yang pernah dicetak oleh mesin cetak Gutenberg. Orang-orang harus bergantung pada pendetanya untuk membacakan tulisan suci kepada mereka sebelum versi cetak dari Alkitab. Pendidikan agama mereka sendiri ada di tangan beberapa orang yang memiliki Alkitab dan bisa membaca. Orang-orang mulai mempertanyakan penafsiran Alkitab begitu mereka memiliki salinan Alkitab mereka sendiri, dan berbagai sekte keagamaan muncul. Orang-orang mulai ingin belajar tentang agama untuk diri mereka sendiri daripada harus diajari agama oleh segelintir orang yang memiliki alat.