Analisis Rasio Perusahaan

Daftar Isi:

Anonim

Analisis rasio adalah alat yang sangat berguna untuk memahami kinerja bisnis secara kuantitatif. Sementara banyak manajer menghindar dari analisis rasio, perhitungannya tidaklah sulit, dan itu hanya membutuhkan informasi dari laporan keuangan perusahaan.

Apa Itu Analisis Rasio?

Analisis rasio adalah metode yang dengannya operasi perusahaan dapat secara kuantitatif dievaluasi dan diukur menggunakan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Analisis rasio dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu bisnis menguntungkan, apakah ia memiliki cukup uang untuk membayar tagihannya, apakah ia menggunakan asetnya secara efisien dan apakah ia merupakan kandidat investasi yang baik. Analisis rasio memfasilitasi bercak tren dan menyediakan cara untuk membandingkan bisnis dengan orang lain di industrinya.

Rasio Neraca

Rasio yang dihitung menggunakan informasi dari neraca, juga disebut rasio likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengubah asetnya menjadi uang tunai. Mereka termasuk rasio saat ini, rasio cepat dan rasio leverage.

Rasio saat ini adalah salah satu ukuran kekuatan keuangan yang paling terkenal. Ini menunjukkan apakah suatu perusahaan memiliki cukup aset untuk melunasi utangnya. Rasio yang dapat diterima secara umum adalah 2: 1, tetapi ini akan bervariasi berdasarkan pada bisnis itu sendiri, tahapannya dalam siklus hidup bisnis, dll.

Rasio Lancar = Total Aktiva Lancar / Total Kewajiban Lancar

Rasio cepat kadang-kadang disebut "tes asam" dan merupakan salah satu ukuran likuiditas terbaik. Ini lebih tepat daripada rasio saat ini karena tidak termasuk inventaris, bukan berfokus pada aset yang benar-benar likuid seperti yang tercantum dalam formula. Tes asam 1: 1 dianggap memuaskan. Quick Ratio = (Uang Tunai + Surat Utang Negara + Piutang) / Total Kewajiban Lancar

Rasio leverage melihat sejauh mana bisnis dibiayai oleh utang. Rasio leverage yang tinggi dapat mengindikasikan bisnis yang berisiko. Leverage Rasio = Total Kewajiban / Kekayaan Bersih

Modal kerja, meskipun lebih merupakan ukuran arus kas daripada rasio, sering dilihat oleh bank dan lembaga keuangan ketika mengevaluasi aplikasi pinjaman. Itu dipandang sebagai kemampuan perusahaan untuk menghadapi krisis. Modal Kerja = Total Aktiva Lancar - Total Kewajiban Lancar

Rasio Laporan Penghasilan

Rasio laporan laba rugi mengukur profitabilitas. Perbandingan rasio-rasio bisnis ini dengan rasio-rasio bisnis serupa dapat mengungkapkan kekuatan atau kelemahan relatif. Laba Kotor = Penjualan Bersih - Harga Pokok Penjualan Rasio Margin Kotor = Laba Kotor / Penjualan Bersih Rasio Keuntungan Margin Bersih = Laba Bersih Sebelum Pajak / Penjualan Bersih

Rasio Manajemen

Rasio-rasio ini berasal dari informasi dalam neraca dan laporan laba rugi.

Rasio perputaran persediaan menunjukkan seberapa baik persediaan dikelola. Rasio Perputaran Persediaan = Penjualan Bersih / Persediaan Rata-Rata dengan Biaya

Rasio perputaran akun / piutang menunjukkan seberapa baik piutang dikumpulkan. Rasio Perputaran A / R = Piutang Usaha / (Penjualan Kredit Bersih Tahunan / 365)

Rasio pengembalian atas aset (ROA) mengukur seberapa efisien aset digunakan.

ROA = Laba Bersih Sebelum Pajak / Total Aset

Rasio pengembalian investasi (ROI) mencerminkan pengembalian yang diterima dari dana yang diinvestasikan dalam bisnis. ROI = Laba Bersih Sebelum Pajak / Kekayaan Bersih

Rasio Arus Kas

Rasio ini cenderung lebih disukai oleh analis daripada auditor. Mereka digunakan untuk mengevaluasi risiko dan dapat memberikan penentuan perusahaan yang lebih akurat untuk memenuhi kewajibannya saat ini dan di masa depan. Rasio arus kas berguna dalam menyoroti area masalah potensial

Operating cash flow (OFC) adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan sumber daya untuk memenuhi kewajiban lancar. OCF = Arus Kas Dari Operasi / Kewajiban Lancar

Cakupan aliran dana (FFC) menunjukkan cakupan pengeluaran yang tidak dapat dihindari. FFC = Pendapatan Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) / (Bunga + Pelunasan Utang + Dividen yang Dipilih)

Cash interest coverage (CIC) adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi pembayaran bunga. CIC = (Arus Kas Dari Operasi + Bunga Dibayar + Pajak Dibayar) / Bunga Dibayar

Cash current debt coverage (CCDC) adalah kemampuan perusahaan untuk membayar utang saat ini.

CCDC = (Arus Kas Operasi - Dividen Tunai) / Hutang Kini

Kecukupan arus kas (CFA) pada dasarnya adalah kualitas kredit perusahaan. CFA = (EBITDA - Pajak Dibayar - Bunga Dibayar - Pengeluaran Modal) / (Hutang Tahunan Rata-rata 5 thn)