Tujuan Restrukturisasi Perusahaan

Daftar Isi:

Anonim

Restrukturisasi perusahaan dulu merupakan kejadian yang jauh lebih jarang daripada sekarang. Dengan teknologi, komunikasi, dan jejaring global yang berkembang begitu pesat, perusahaan harus melakukan restrukturisasi hampir secara berkesinambungan untuk mengikuti perubahan. Beberapa tujuan dari upaya restrukturisasi ini termasuk menghapus utang, berkembang dengan tren dan menanggapi perubahan peraturan di berbagai industri.

Membongkar Bisnis yang Tidak Menguntungkan

Beberapa perusahaan memiliki cabang atau bisnis yang mereka miliki yang menghasilkan laba marjinal atau bahkan kehilangan uang. Mereka mungkin telah membeli perusahaan ketika sedang baik tetapi tren bergeser, atau mungkin itu adalah bagian dari merger lain di mana mereka mengakuisisi bisnis yang lemah bersama dengan yang kuat. Apa pun alasannya, bagian-bagian bisnis ini cenderung menguras keuntungan perusahaan dan sumber daya perusahaan. Perusahaan dapat melakukan restrukturisasi untuk menempatkan sumber daya terbaik mereka ke dalam bagian bisnis yang menghasilkan uang dan menjual atau melikuidasi bagian yang tidak.

Menghapuskan Hutang

Banyak perusahaan memiliki hutang yang mengancam kelangsungan bisnis karena stok turun, harga bahan naik atau permintaan konsumen goyah. Perusahaan-perusahaan ini harus merestrukturisasi untuk membayar hutang. Ini sering termasuk PHK karyawan, penjualan aset dan pengurangan tunjangan bagi karyawan yang tetap. Tujuan restrukturisasi perusahaan semacam ini adalah untuk mengikat rasio utang terhadap modal kembali ke angka di mana perusahaan dapat bertahan.

Menanggapi Mengubah Tren

Seringkali model bisnis korporasi didasarkan pada tren yang telah berubah. Misalnya, perusahaan konstruksi mungkin harus mengubah model bisnisnya untuk membuat atau memasang kembali bangunan sesuai dengan standar LEED. Demikian juga, perusahaan yang bisnisnya berpusat pada telepon dan faks harus menghadapi perubahan dalam cara dunia berkomunikasi. Perubahan-perubahan ini sering membutuhkan restrukturisasi perusahaan, penjualan aset lama untuk membeli orang baru dan menempatkan orang-orang yang memahami tren dan teknologi baru di atas mereka yang telah bekerja keras dalam sistem lama.

Rapat Regulatory Change

Perubahan regulasi menciptakan kebutuhan untuk restrukturisasi perusahaan. Deregulasi industri perbankan, misalnya, berarti bank dapat tiba-tiba menjual produk seperti asuransi dan dapat beroperasi melintasi batas negara. Ini membutuhkan restrukturisasi bersama dengan banyak merger dan akuisisi.Perubahan regulasi yang diakibatkan oleh krisis keuangan tahun 2009 mengarah pada restrukturisasi perusahaan mereka, terutama dalam layanan keuangan seperti bank, perusahaan hipotek dan kartu kredit.

Direkomendasikan