Desentralisasi manajemen sumber daya manusia mendelegasikan tugas-tugas sumber daya manusia ke masing-masing departemen, unit bisnis atau kantor cabang daripada kantor pusat. Untuk bisnis dengan banyak kantor yang tersebar di seluruh negeri atau dengan departemen terpisah dengan kebutuhan yang sangat spesifik, desentralisasi dapat memiliki keuntungan. Namun, kurangnya otoritas pusat pada keputusan sumber daya manusia juga dapat menyebabkan konflik dan miskomunikasi.
Respon lebih cepat
Tugas desentralisasi sumber daya manusia membuat proses operasional bereaksi terhadap kondisi pasar lokal menjadi lebih cepat dan mudah. Ketika kantor cabang setempat merasa perlu menambah lebih banyak karyawan, struktur yang terdesentralisasi memberi staf SDM di kantor itu kemampuan untuk menambah karyawan lebih cepat. Kantor cabang ini dapat melalui seluruh proses mencari, merekrut, mewawancarai dan merekrut talenta baru tanpa menunggu otorisasi dari otoritas perekrutan pusat.
Pemberdayaan Lokal
Desentralisasi tugas-tugas ini juga memberi kantor lokal kekuatan untuk membuat keputusan tentang perekrutan, pemutusan hubungan kerja, kenaikan gaji, dan tindakan disipliner. Otoritas pembuat keputusan berasal dari kantor cabang atau kepala departemen, bukan dari yang lebih tinggi dalam struktur perusahaan. Pemberdayaan ini juga memungkinkan manajer SDM setempat untuk mempertahankan hubungan yang lebih dekat dengan karyawan mereka. Karena manajer lokal ini sering bersama karyawan sepanjang waktu di kantor atau departemen itu, mereka dapat memberikan penilaian yang lebih akurat tentang kinerja karyawan.
Pesan Tidak Konsisten
Kerugian utama dari desentralisasi sumber daya manusia adalah bahwa setiap kantor atau departemen mungkin memiliki aturan atau prosedur sendiri, yang dapat menyebabkan pesan tidak konsisten kepada karyawan. Manajer dapat menggunakan aturan berbeda untuk mempekerjakan kualifikasi, kenaikan gaji, alat motivasi atau pemberitahuan pemutusan hubungan kerja. Misalnya, seorang karyawan yang pindah dari kantor New York ke cabang Chicago dapat menemukan bahwa aturan kenaikan gaji di pos sebelumnya sama sekali berbeda dengan pengaturan barunya.
Peningkatan inefisiensi
Kelemahan lain untuk desentralisasi adalah duplikasi usaha. Alih-alih satu titik pemrosesan pusat untuk semua karyawan, setiap kantor atau departemen memiliki prosedurnya sendiri. Ketika prosedur di satu kantor sama dengan prosedur di kantor lain, prosedur tersebut menyebabkan beberapa karyawan melakukan tugas-tugas yang membutuhkan lebih sedikit pekerja di bawah struktur terpusat. Ketika prosedur di antara kantor saling bertentangan, otoritas pusat harus turun tangan untuk menyelesaikan konflik apa pun.